Senin, 20 Januari 2014

Penuturan Dr. Orevia, seorang dokter dari Amerika yang masuk Islam karena Jilbab


Aku adalah adalah dokter wanita spesialis kandungan. Aku bekerja di sebuah rumah sakit di amerika sejak delapan tahun yang lalu. Setahun yang lalu ada seorang wanita arab muslimah yang datang untuk melahirkan di rumah sakit tempat aku bekarja. Menjelang bersalin ia Nampak mengerang kesakitan, namun tak mencucurkan air matanya sedikitpun.

Menjelang berakhirnya jam kerjaku, kuberiahukan kepadanya bahwa aku akan pulang ke rumah, dan dia akan ditangani oleh dokter pria. Ketika itulah dia menangis dan berteriak penuh kesedihan sambil mengulang-ulang ‘Tidak…aku tidak mau laki-laki’.

Akupun heran dengan sikapnya. Lalu suaminya memberitahukanku bahwa sepanjang hidupnya tidak ada lelaki yang pernah melihat wajahnya selain ayah, saudara kandungnya dan pamannya (mahram-mahramnya). Akupun tertawa dan bertanya dengan penuh keheranan, padahal aku sendiri tak yakin apakah masih ada lelaki yang belum pernah melihat wajahku. Namun,  akhirnya kuturuti kemauan mereka. Aku memutuskan untuk menunggunya hingga melahirkan. Keduanya pun berterima kasih kepadaku.

Di hari kedua aku menjenguk untuk menenangkan hatinya setelah melahirkan. Akupun bercerita bahwa disana banyak ibu yang menderita berbagai penyakit dan peradangan internal kerena mereka mengabaikan masalah nifas, dan tetap melakukan hubungan suami istri. Sontak ia menjelaskan kepadaku perihal nifas yang mereka lekukan menurut islam. Aku sungguh takjub mendengar uraiannya. Saat aku asyik berbicara dengannya, masuklah seorang dokter wanita spesialis anak untuk menentramkan hatinya. Ia menyarankan si ibu agar beyinya ditidurkan miring ke kanan supaya detak jantungnya teratur. Sontak sang ayah menyahut ‘ Kami selalu menidurkannya miring ke kanan karena mengikuti sunnah Nabi kami (Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam)’. Aku pun takjub kembali.

Umur kita habis sekedar untuk mengetahui hal tersebut sedang mereka telah mengetahuinya lewat agama mereka, kataku dalam hati. Akhirnya kuputuskan untuk berkenalan dengan agama ini. Ku ambil cuti selama sebulan, dan pergi ke kota lain yang ada di Islamic center. Disana aku habiskan sebagian waktuku untuk Tanya jawab, meminta penjelasan dan bertemu dengan kaum muslimin dari Arab dan Amerika. Ketika berniat pulang aku  membawa brosur yang menjelaskan tentang islam. Aku membacanya sembari terus menjalin kontak dengan beberapa staf Islamic Center. Alhamdulillah, aku menyatakan keislamanku beberapa bulan kemudian.

Sumber: Lautan mukjizat dibalik balutan jilbab
              Oleh Sufyan Bin Fuad Baswedan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar