Dari dulu saya tidak begitu sreg
dengan kata ini, “pencitraan”. Kenapa??? Karena bisa jadi atau seringkali yang namanya pencitraan itu
cenderung membelokkan niat. Memang niat orang siapa yang tau tapi beberapa memang
terbukti. Tau maksudnya membelokkan niat??? Ini maksudnya berhubungan dengan
pihak yang berperan sebagai yang dicitrakan :D Yaitu cenderung menimbulkan
sifat tinggi hati meskipun itu hanya sedikit, tergantung manajemen hati tiap
orang sih. Sudah menjadi suatu kewajaran ketika seseorang dijadikan teladan atau
inspirasi bagi orang lain karena memiliki track record yang oke misalnya saja
tentang prestasi, jabatan di organisasi, ataupun kesuksesan-kesuksesan yang
lain. Ya karna kebanyakan orang memang tidak hanya memandang apa yang disampaikan
tapi juga siapa yang menyampaikan. Okelah, sekali lagi hanya saja benar-benar
harus hati-hati dalam menjaga niat di
hati :) Jangan sampai pujian atau simpati orang lain membuat kita terlena.
Misalnya saja seperti ini.
Seseorang yang mendapat undangan nikah dari temannya. Kemudian dia ragu2 antara
datang dan tidak ,lau berpikir “dateng gak yaa...kalo gak dateng kan sungkan”.
Nah kena tuh, apa sih sebenarnya niat kita menghadiri undangan? Karna sungkan
kalo gak dateng? Lagi-lagi sungkan itu berhubungan dengan pencitraan, tentang
image diri kita di hadapan teman. Kok karena sungkan yaa? Harusnya kan
lillahi ta’ala. Memenuhi undangan termasuk hak seorang muslim terhadap muslim
lainnya :)
Contohnya lagi tentang seseorang
sebut saja Fulanah. Dia seorang ADK yang aktif berorganisasi di kampus, punya
track record yang oke. Kemudian ada suatu obrolan seseorang sebut saja Fulan ,yang
bertanya ke dia”Gimana, jadi nyalon ya??” Nyalon disini maksudnya mencalonkan
diri lho ya bukan pergi ke salon :D Kemudian di obrolan lain saya bertanya ke
Fulan”Lho mbak Fulanah mau nyalon Presbem beneran to?”. “Iya denger2
sih...terinspirasi dari Presbem I*B yang cewe itu“,jawab Fulan. “Maksudnya?”
tanyaku lagi. “Itu..tu mbaknya yang di I*B yang cantik aja bisa jadi presbem.
Apalagi mbak Fulanah malah lebih cantik kan selain aktif di kampus?”, jawabnya.
“Ya...ya Cantik buanget malah, tapi masak yo alasannya pake embel2 karena
CANTIK???” kataku. Seorang pemimpin diajukan atau dipilih haruslah karena
kriteria2 yang menjadikannya pantas untuk dipilih, entah dari segi kepemimpinan
maupun agama. Lha kalo alasannya karena fisik??Yang benar saja. Kembali lagi
tentang niat. Bagaimanapun menurut saya tetaplah pemimpin itu sebaiknya
laki-laki. Wanita akan jadi pemimpin ketika memang sudah tidak ada sama sekali
laki-laki (“yang bener”) :D.
Ini yang terakhir, kisah yang lucu.
Ini pengalaman saya menjadi SC di suatu agenda sambut maba LDK kampus. Saat itu
ada syuro’ SC ikhwan dan akhwat di balik hijab. Apalagi yang dibicarakan kalo
gak ngonsep acara. Pada saat itu kami tengah membahas isi proposal. Diantaranya
adalah tujuan yang tertulis di proposal tentang acara ini. Salah satu poin
tujuan dalam proposal tersebut tertulis “Sebagai pencitraan dan mengenalkan LDK
kepada maba”. Kemudian ada salah satu ikhwan yang gak sepakat dan berkata” Wah
saya gak begitu sepakat ini, masak tujuan perjuangan dan pengorbanan kita
adalah untuk PENCITRAAN “. Aku tersenyum, akhwat lain disampingku nyeletuk
lirih “Ini orang saklek banget sih”.
Menjadi SC di acara ini menurut
saya memang beda dengan SC di acara lain, sedikit share. Apalagi selain jadi SC
juga OC sekalian. Lengkap dah :D Kalo mau puitis bisa dibilang penuh perjuangan
dan pengorbanan serta aral melintang:D Mulai dari syuro2 intensif buat ngonsep,
pas hari H muter2 kampus tiap hari nyebar brosur, berkenalan dengan maba dan
ortunya, hampir2 tidak tidur semaleman bikin toolkit, cetak brosur, selalu siap
siaga ketika ada panggilan butuh pertolongan(kayak petugas keamanan aja :D),
standby jam 6 di lokasi pendaftaran, sampai belum sempat mandi(bisa jadi),
soale kalo telat standby bisa berakibat fatal :D, dan lain2nya. Banyak belajar
juga bagaimana mengenali tipe2 orang yang kadang menyambut ramah dan antusias,
ada yang cuex atau gak peduli, ada yang takut malah, takut ini aliran sesat apa
gak :D
Kembali ke topik pencitraan. Apakah
semua perjuangan temen2 tersebut adalah karena tujuan utama PENCITRAAN??? Tapi ya lucu
juga kalo di proposal mau ditulis “Tujuan dari kegiatan ini adalah karena
mengharap ridlo Allah Ta’ala”:D Kalau menurut saya pencitraan itu hanya sebagai
akibat. Maksudnya bagaimana perjuangan kita di mata orang lain ya biarlah
mereka yang menilai dari hati mereka,yang paling penting bagaimana niat kita??
Apakah pencitraan menjadi niat utama? Semoga saja ya karena lillahi ta’ala, saling
tolong menolong dalam kebaikan :) Kembali lagi dengan pelurusan niat.
Sesungguhnya segala amal perbuatan
tergantung pada niatnya, dan seseorang akan memperoleh balasan sesuai apa yang
ia niatkan. Yuk sama-sama instrospeksi diri, meluruskan niat, tidak mudah
terbuai atau terlena dengan pandangan baik,pujian, sanjungan, maupun simpati
orang kepada diri kita. Ingatlah apa yang kita miliki siapa yang memberikan??? Ketika berbuat baik atau berkorban untuk orang lain ingatlah untuk apa tujuan kita hidup??? Ketika mengagumi atau simpati kepada orang lain ingatlah juga siapa yang menciptakan??? Siapa yang berkehendak kalau bukan yang Maha Kuasa. Ingatlah bahwa apa yang baik di mata manusia
belum tentu baik di mata Allah. Apalagi tentang hal-hal duniawi yang dipandang “wah”
oleh manusia. Allah tidak menilai kita dari kecerdasan, fisik, kekayaan, dll.
Toh itu semua juga Allah yang ngasih. Yang membedakan kita di hadapan Allah
adalah dari sisi ketakwaan, buka kembali QS Al Hujurat ayat 13. Semoga Allah
senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar