Sabtu, 25 Januari 2014

PENCITRAAN



Dari dulu saya tidak begitu sreg dengan kata ini, “pencitraan”. Kenapa??? Karena bisa jadi atau  seringkali yang namanya pencitraan itu cenderung membelokkan niat. Memang niat orang siapa yang tau tapi beberapa memang terbukti. Tau maksudnya membelokkan niat??? Ini maksudnya berhubungan dengan pihak yang berperan sebagai yang dicitrakan :D Yaitu cenderung menimbulkan sifat tinggi hati meskipun itu hanya sedikit, tergantung manajemen hati tiap orang sih. Sudah menjadi suatu kewajaran ketika seseorang dijadikan teladan atau inspirasi bagi orang lain karena memiliki track record yang oke misalnya saja tentang prestasi, jabatan di organisasi, ataupun kesuksesan-kesuksesan yang lain. Ya karna kebanyakan orang memang tidak hanya memandang apa yang disampaikan tapi juga siapa yang menyampaikan. Okelah, sekali lagi hanya saja benar-benar harus hati-hati  dalam menjaga niat di hati :) Jangan sampai pujian atau simpati orang lain membuat kita terlena.

Misalnya saja seperti ini. Seseorang yang mendapat undangan nikah dari temannya. Kemudian dia ragu2 antara datang dan tidak ,lau berpikir “dateng gak yaa...kalo gak dateng kan sungkan”. Nah kena tuh, apa sih sebenarnya niat kita menghadiri undangan? Karna sungkan kalo gak dateng? Lagi-lagi sungkan itu berhubungan dengan pencitraan, tentang image diri kita di hadapan teman. Kok karena sungkan yaa? Harusnya kan lillahi ta’ala. Memenuhi undangan termasuk hak seorang muslim terhadap muslim lainnya :)

Contohnya lagi tentang seseorang sebut saja Fulanah. Dia seorang ADK yang aktif berorganisasi di kampus, punya track record yang oke. Kemudian ada suatu obrolan seseorang sebut saja Fulan ,yang bertanya ke dia”Gimana, jadi nyalon ya??” Nyalon disini maksudnya mencalonkan diri lho ya bukan pergi ke salon :D Kemudian di obrolan lain saya bertanya ke Fulan”Lho mbak Fulanah mau nyalon Presbem beneran to?”. “Iya denger2 sih...terinspirasi dari Presbem I*B yang cewe itu“,jawab Fulan. “Maksudnya?” tanyaku lagi. “Itu..tu mbaknya yang di I*B yang cantik aja bisa jadi presbem. Apalagi mbak Fulanah malah lebih cantik kan selain aktif di kampus?”, jawabnya. “Ya...ya Cantik buanget malah, tapi masak yo alasannya pake embel2 karena CANTIK???” kataku. Seorang pemimpin diajukan atau dipilih haruslah karena kriteria2 yang menjadikannya pantas untuk dipilih, entah dari segi kepemimpinan maupun agama. Lha kalo alasannya karena fisik??Yang benar saja. Kembali lagi tentang niat. Bagaimanapun menurut saya tetaplah pemimpin itu sebaiknya laki-laki. Wanita akan jadi pemimpin ketika memang sudah tidak ada sama sekali laki-laki (“yang bener”) :D.

Ini yang terakhir, kisah yang lucu. Ini pengalaman saya menjadi SC di suatu agenda sambut maba LDK kampus. Saat itu ada syuro’ SC ikhwan dan akhwat di balik hijab. Apalagi yang dibicarakan kalo gak ngonsep acara. Pada saat itu kami tengah membahas isi proposal. Diantaranya adalah tujuan yang tertulis di proposal tentang acara ini. Salah satu poin tujuan dalam proposal tersebut tertulis “Sebagai pencitraan dan mengenalkan LDK kepada maba”. Kemudian ada salah satu ikhwan yang gak sepakat dan berkata” Wah saya gak begitu sepakat ini, masak tujuan perjuangan dan pengorbanan kita adalah untuk PENCITRAAN “. Aku tersenyum, akhwat lain disampingku nyeletuk lirih “Ini orang saklek banget sih”.

Menjadi SC di acara ini menurut saya memang beda dengan SC di acara lain, sedikit share. Apalagi selain jadi SC juga OC sekalian. Lengkap dah :D Kalo mau puitis bisa dibilang penuh perjuangan dan pengorbanan serta aral melintang:D Mulai dari syuro2 intensif buat ngonsep, pas hari H muter2 kampus tiap hari nyebar brosur, berkenalan dengan maba dan ortunya, hampir2 tidak tidur semaleman bikin toolkit, cetak brosur, selalu siap siaga ketika ada panggilan butuh pertolongan(kayak petugas keamanan aja :D), standby jam 6 di lokasi pendaftaran, sampai belum sempat mandi(bisa jadi), soale kalo telat standby bisa berakibat fatal :D, dan lain2nya. Banyak belajar juga bagaimana mengenali tipe2 orang yang kadang menyambut ramah dan antusias, ada yang cuex atau gak peduli, ada yang takut malah, takut ini aliran sesat apa gak :D

Kembali ke topik pencitraan. Apakah semua perjuangan temen2 tersebut adalah karena tujuan utama PENCITRAAN??? Tapi ya lucu juga kalo di proposal mau ditulis “Tujuan dari kegiatan ini adalah karena mengharap ridlo Allah Ta’ala”:D Kalau menurut saya pencitraan itu hanya sebagai akibat. Maksudnya bagaimana perjuangan kita di mata orang lain ya biarlah mereka yang menilai dari hati mereka,yang paling penting bagaimana niat kita?? Apakah pencitraan menjadi niat utama? Semoga saja ya karena lillahi ta’ala, saling tolong menolong dalam kebaikan :) Kembali lagi dengan pelurusan niat.

Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan seseorang akan memperoleh balasan sesuai apa yang ia niatkan. Yuk sama-sama instrospeksi diri, meluruskan niat, tidak mudah terbuai atau terlena dengan pandangan baik,pujian, sanjungan, maupun simpati orang kepada diri kita. Ingatlah apa yang kita miliki siapa yang memberikan??? Ketika  berbuat baik atau berkorban untuk orang lain ingatlah untuk apa tujuan kita hidup??? Ketika mengagumi atau simpati kepada orang lain ingatlah juga siapa yang menciptakan??? Siapa yang berkehendak kalau bukan yang Maha Kuasa.   Ingatlah bahwa apa yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata Allah. Apalagi tentang hal-hal duniawi yang dipandang “wah” oleh manusia. Allah tidak menilai kita dari kecerdasan, fisik, kekayaan, dll. Toh itu semua juga Allah yang ngasih. Yang membedakan kita di hadapan Allah adalah dari sisi ketakwaan, buka kembali QS Al Hujurat ayat 13. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar