Ingin sedikit menulis di tengah-tengah sedikit kejenuhan setelah berlama-lama di dalam rumah dalam waktu liburan akhir semester gasal ^^
The first time merasakan yang namanya dibius,langsung sampai 4 kali dan dijahit pada anggota tubuh, bagian kaki. Hanya sakit saat dibius, dijahitnya gak kerasa (yaiyalah efek suntikan bius :D). Disela-selah proses itu, para dokter yang menangani suka ngajak cerita juga. Tentang kuliah dll. "Rumahnya mana mbak?", Tanya dokter. "Takeran", jawabku. "O..takeran...itu kan ada sekolahan yang terkenal selalu kekeringan ya..." sambung dokter yang lain. "Mana ya, gak ada tu (sembari berpikir)" jawabku. " Lha itu "MIN TAKERAN" tuturnya. Para dokter yang lain ketawa begitu juga denganku. Hadeh dokter ini bisa-bisanya. hm,,,MINTA KERAN. Dan selama proses itu mereka saling bercerita, terkadang ngajak ngobrol yang bisa membuatku tertawa kecil :D Jadi berpikir, jadi dokter memang harus bisa menghibur pasien ya disela-sela sakitnya. Setelah selesai dijahit masih terasa biasa, efek biusnya masih terasa. Kata dokter pulihnya sekitar 2 minggu dan perlu untuk kontrol lagi ke RS.
Setelah beberapa jam kemudian baru kerasa lagi sakitnya, efek biusnya udah hilang. Sakitnya efek jahitan mungkin. Kalo sedikit lebay bisa dibilang "sakit buuaangeet". Susah juga buat jalan. Meskiun rasanya sakit banget dalam waktu yang lumayan lama, ini masih sakit ringan kan. Jadi berpikir gimana rasanya malah kalo habis melahirkan? tentu sakitnya berlipat-lipat dari ini dalam waktu yang lebih lama. Luar biasa sekali perjuangan seorang ibu :) Lha wong ini beberapa jahitan di kaki aja sakitnya lumayan, dan butuh pemulihan 2 minggu. Belum seberapa, Semangat !!!^^
Sedikit ingin bercerita,,, Bahwa sakit itu menyehatkan syukur. Terkadang baru terasa betapa berharganya sehat ketika sakit#Banyak bersyukur. Sakit itu menguji kesabaran, seberapa kuat manusia bisa bertahan dengan tetap bertawakal :) Toh ini belum seberapa...Baru berapa lama sih sakit? Kalo dibandingkan nikmat sehat yang Allah berikan selama ini belum seberapa. Jadi ingat nabi Ayyub yang diuji sakit bertahun-tahun bahkan sampai , namun masih bisa berkata "tetap sabar dan ikhlas.
ini ada tulisan kerennya Ust. Salim A.Fillah tentang sakit ^^
Sakit adalah bagian dari musibah yang telah Allah
ukur kadarnya untuk dihadiahkan pada hamba-hamba terpilih yang mampu
menanganinya. Sakit, sebagaimanapun tiap ujian, bukan menguji kemampuan sebab
telah ditakar sesuai daya tahan. Ia menguji kemauan memberi makna. Maka dia
yang mampu memberi makna terbaik bagi sakit, kemuliannya diangkat dan membuat
para malaikat yang selalu sehat itu takjub.
Sakit itu Zikrillah. Mereka
yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding
ketika dalam sehatnya. Sakit itu Istighfar. Mereka yang disapanya lebih
muda teringat dosa-dosa lama, mengakuinya, dan bertaubat memohon ampun. Mereka
yang parah dicengkamnya pasti dituntun untuk berkalimat thayyibat,
menegaskan-Nya dalam lisan dan rasa.
Sakit itu Muhasabah. Dia yang
sakit punya lebih banyak waktu untuk merenung diri dalam sepi,
menghitung-hitung bekal kembali. Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah;
diwajibkan untuk terus berikhtiar, berjuang bagi kesembuhannya. Sakit itu Ilmu.
Dalam menjalani pemeriksaan, konsultasi ke dokter, dirawat, dan berobat
bertambahlah pengetahuan tentang tubuhnya.
Sakit itu nasihat. Yang sakit ingatkan
si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si penderita agar bersabar. Allah
cinta keduanya. Sakit itu silaturahim. Yang jarang datang disaat
bersangkutan sehat wal afiat, tiba-tiba menjenguk dengan senyum dan rindu
mesra. Sakit itu dijamin sabarnya; sabar tetap beribadah, sabar tak
bermaksiat, sabar dalam tahan derita, sabar menunda capaian.
Sakit itu gugur dosa. Barang haram
terselip tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang mungkin berdosa
dinyerikan dan dicuci-Nya. Sakit itu mustajab do’anya. Sakit itu adalah salah
satu keadaan yang menyusahkan syaitan; diajak maksiat tak mampu, tak mau,
dosa lalu disesali lalu diampuni. Sakit itu membuat sedikit teratawa dan
banyak menangis; satu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi dan makhluk-makhluk
langit.
Sakit itu memperbaiki akhlak;
kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun,
lembut dan tawadhu. Sakit membuat kita lebih serius mengingat dan
mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat mau menghargai waktunya
dengan baik. Semoga Allah tolong kita menjadi hamba penuh syukur di segala
keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar