Kamis, 23 Januari 2014

Bening

Ini kisah perjalananku dengan kawan lama. Sebut saja Bening. Sungguh takjub melihat perubahannya yang begitu drastis. Sangat beda sekali dari masa lalunya. Dia belajar di pondok Salman Al Farisy. Kami saling bercerita tentang pengalaman selama kita berpisah di tempat yang berbeda. Aku di Surabaya, dia di Kediri. Aku ingat betul betapa dulu dia sangat ingin masuk di Fakultas Kedokteran salah satu universitas ternama. Tahun pertama mencoba gagal, namun dia tidak putus asa. Padahal orang tuanya sudah menawarkan untuk lewat jalur lain dan akan membayar berapapun nominalnya karna kebetulan ada saudaranya yang menjadi dosen di universitas itu. Tetap saja dia kekeuh tidak mau masuk FK kalau lewat jalur seperti itu dan memutuskan untuk ikut tes tahun depan. Tahun berikutnya mencoba lagi dan akhirnya berhasil meskipun lewat mandiri. 

Yang membuatku heran, ternyata dia tidak mengambil kesempatan itu. Justru memilih jalan lain yaitu belajar di Ma'had. Saat sekolah dia tergolong modis, aktif  dan organisatoris. Dan sekarang yang kulihat adalah dia yang tampil sederhana berbalut hijab syar'i dengan wajah yang teduh dan menyejukkan. Dari obrolan kami banyak ilmu yang kudapat darinya. Bagaimana tentang perbubahan dan hidayah yang telah ia dapatkan. Tentang pentingnya ilmu agama  untuk dipelajari, dimengerti, dan diamalkan. Salah satu hal yang membuat diriku merasa diingatkan yaitu tentang cita-cita terhadap sesuatu berbau duniawi. 

Ketika disela-sela obrolan aku menceritakan kisah orang yang menginspirasi, tentang prestasi dan pencpaian-pencapaian yang aku anggap hebat untuk dijadikan motivasi . Dia hanya menjawab " Itu hanya prestasi dunia mbak, janganlah terlalu memandang hebat orang dari segi duniawi, Orang non islam pun juga banyak yang lebih hebat dari dia". 

Ya memang benar kalo dalam QS.Al Qasas ayat 77 agar mencari untuk kebaikan akhirat tanpa melupakan dunia. Jadi silahkan dikoreksi sendiri kira-kira orientasi kita lebih kemana? Dunia atau akhirat? Ingatlah bahwa kehidupan yang kekal adalah di akhirat. Jangan sampai kita seperti yang dimaksud dalam QS.Al Hajj ayat 11, menjadi tendenius dalam beribadah,  menjadikan ibadah kepada Allah sebagai orientasi pencapaian hal-hal yang sifatnya duniawi dan akan berpaling ketika ditimpa cobaan/musibah. 

Menengok kembali resolusi 2014 yang kubikin, memang tidak banyak. Eh, ada targetan hafal sekian juz dan semakin bermanfaat bagi umat, yang lain rahasia :D . Ingat juga dalam suatu acara ketika pemateri memberi instruksi untuk menuliskan target2 tahun 2014 di kertas dan beberapa orang diminta membacakannya di depan teman-teman. Memang yang kutangkap banyak yang menargetkan tentang lulus tepat waktu, juara pimnas, ipk sekian koma sekian, punya usaha mandiri, juara OSN, masuk organisasi X, ketrima fast track, beasiswa keluar negeri, dan segudang prestasi lainnya. Setelah dipikir-pikir ternyata memang semuanya berbau duniawi. Semoga saja penargetan itu tidak berdasarkan nafsu terhadap dunia saja. Mungkin banyak target2 ukhrawi yang ada di benak temen2 dan belum sempat ditulis yang tidak kalah dengan targetan tentang prestasi2 tersebut :) Semoga ^^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar