Minggu, 09 Februari 2014

Hargailah Kritik yang Membangun


Kritikus Pasti Ga Beramal.
Suatu hari forum tertentu heboh dengan tuduhan satu pihak. Maka dimulailah obrolan seru dalam forum tersebut. Ada yang slow ada yang panas ada yang sinis ada yang ga mau tau.

Saya mencoba menyarankan membaca tulisan salah satu ustad yang isinya ga hanya kritik tapi juga apresiasi positif dengan beberapa saran. Kagetnya ada yang membalas saran saya dengan ungkapan

'' halah, mereka bisanya cuma ngritik, ga pernah dalam posisi pemain, ga pernah punya amal nyata''

''udah baca tulisannya ?dia cencerung pro tapi dengan beberapa saran''

''ga usah baca paling isinya gitu gitu aja, banyak kritik ga punya amal nyata''

''setahu saya ustad ini punya banyak karya lho, klo baca tulisannya pasti tau''

''ga usah mending baca yang lain''

Ini mungkin stereotipe pemikiran alam bawah sadar kita (maap bahasanya ketinggian :D) bahwa orang yang sering kritis (apalagi bukan ''komunitas'' kita) itu cuma omdo ga punya amal . Padahal kita tidak tahu itu, jangan jangan mereka amalnya lebih banyak dan lebih baik.

Ketidakmauan membaca kritik bahkan yang membangun itu sebenarnya juga menandakan ketidaktahuan dasar sesuatu yang kita lakukan (fahmu/faham atau ilmu). Karena senegatif apapun suatu kritik kalau kita faham yang mendasari amal kita maka akan mudah kita pilah pilah yang bisa kita ambil untuk memperbaiki amal kita dan yang ga usah kita gubris kritikannya.

Tidak semua pengkritik ga punya amal. Dan kita bukan malaikat maka dengarkanlah saran yang membangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar