Kamis, 13 Februari 2014

14 Rabiul Tsani 1435 H


Pagi sehabis subuh, sekitar jam 04.45 aku meluncur ke stasiun Gubeng, beli tiket kereta buat pulang  jaga Physics Summit rayon Madiun. Saat mengambil motor di depan kontrakan seperti merasakan hal yang aneh. Motorku terasa sangat berdebu. Kupikir itu ulah kucing nakal yang biasanya suka main2 di atas jok  motor di parkiran depan kontrakan. Eee...ternyata semua motor berdebu, sepertinya bukan ulah kucing. Seperti habis ada angin kencang tadi malam. Tanpa berpikir lebih panjang lagi aku langsung pergi menyusuri jalanan. Suasana masih gelap dan lumayan sepi. Sepertinya ada yang aneh lagi, jalan-jalan aspal dilapisi debu, beberapa saat langsung nyadar kalo sedang hujan debu. Bisa kerasa banget apalagi gak pake masker. Nyampai stasiun jilbab warna coklat gelap yang kukenakan semacam berubah warna menjadi putih keabu-abuan.

Di perjalanan pulang dari stasiun masih berpikir ini hujan debu darimana. Tiba-tiba ingat kalau baru-baru ini ada berita gunung kelud mulai aktif. Jangan-jangan ini abu letusan gunung kelud. Sampainya kontrakan dengan kondisi pakaian yang penuh dengan debu, ditanya teman-teman kemudian kuceritakan tentang hujan debu. Mereka kaget dan menengok keluar. Ternyata memang benar. Menengok ke arah langit, terlihat suram. Beberapa saat kemudian ada sms jarkom angkatan kalau gunung kelud meletus. Eh, ternyata katanya temen2 aku ketinggalan info, itu sudah meletus sejak jam 22.49 tadi malam. Beberapa teman2  memang lebih tau duluan sejak tadi malam karena dikabari keluarganya yang berada di kediri.

Jalan-jalan sekitar Surabaya dilapisi debu. Pengguna jalan banyak yang memakai masker.Karena suasana dan cuaca yang tidak mendukung, Jarkom bahwa ITS diliburkan hari ini pun tersebar.

Kabarnya yang di daerah dekat gunung kelud,  sekitar Kediri, Pare, dan Blitar malah lebih deras hujan debunya, ditambahi batu dan kerikil. Sempet lihat keadaan daerah sana dari foto yang dikirim teman yang berada di sana. Debu menutupi jalanan sudah mencapai 6 cm tadi pagi. Para relawan mulai turun tangan membantu warga sekitar sana. Sms jarkom peduli bencana pun mulai berdatangan. Masyaallah.

Dapat kabar tentang kondisi di Magetan juga hujan debu, bahkan sampai siang tadi sekitar jam 12.00 dapat kabar dari orang rumah kalau sampai sekarang masih gelap suasananya. Di Madiun juga sama ,malah lebih parah. Lihat di foto kiriman dari teman tentang keadaan disana yaitu sekitar Madiun kota. Lebih suram suasananya, aspal sudah tak terlihat, hujan debu lebih tebal yang mengaburkan pandangan pengguna jalan. Memang berdasarkan berita arah angin yang membawa abu letusan itu ke barat. Jadi keadaan di daerah sebelah barat seperti Magetan, Jogja, lebih banyak kebagian hujan debu. Kampus2 di jogja pun diliburkan.

Semoga kita senantiasa dapat mengambil hikmah di setiap ujian. Dengan ujian ini semoga membuat manusia semakin berpikir dan bersabar. Yang tertimpa musibah bersabar, yang merasa saudara mengulurkan tangan. #Pray n Action for Kelud

Alhamdulillah sekarang hujan air :) Allahumma Shoyyiban nafi'a :)
#Menjelang pulang ke Magetan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar