Senin, 01 Juli 2013

Menjadi Pemimpin Orang-Orang Bertakwa


Beberapa waktu lalu aku merenungi doa yang diajarkan Allah di Al-qur’an:
“Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaama” (yaa Allah, karuniakanlah kepada pasangan-pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa)
Kenapa menjadi pemimpin orang yang bertakwa itu penting ya, sehingga harus dimintakan dalam sebuah doa untuk pasangan dan keturunan kita…?
Sembari merenung aku ingat masalah-masalah di dakwah kampus. Iya ya, repot memang kalau punya jundi rewel, susah diatur, susah taat, berbuat menyimpang atau bahkan melanggar larangan Allah. Repot! Sungguh merepotkan qiyadah dan menghambat progresivitas dakwah. Nah, bener lah kalau begitu, salah satu kenikmatan yang diberikan Allah kepada seorang qiyadah/pemimpin adalah memiliki jundi-jundi muttaqiin, orang-orang yang bertakwa/taat. Tentu saja taat pada Allah dan Rosulullah menjadi modal pertama. Orang yang bertakwa itu, insya Allah akan lurus. Lurus hatinya, pikirannya, lisannya, dan perbuatannya. Jikapun dalam khilafnya ia menyimpang, insya Allah akan mudah pula diluruskan. Insya Allah.
Anyway, tentu saja agar Allah menganugerahkan jundi-jundi yang taat, bertakwa, haruslah mulai dari diri sendiri, para qiyadahnya. Jika seorang pemimpin baik, Allah akan memudahkan urusannya dengan memberinya jundi-jundi yang baik pula.
‘Aisyah r.a. Berkata : Rosulullah saw bersabda : “Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seorang pemimpin, maka diberinya seorang menteri yang jujur, jika lupa diingatkan, dan jika ingat dibantu. Dan jika Allah menghendaki sebaliknya dari itu, maka Allah memberi padanya menteri yang tidak jujur, hingga jika lupa tidak diingatkan dan jika ingat tidak dibantu. (HR Abu Dawud) #terinspirasi dari blog tetangga sebelah^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar