Seketika suasana menjadi hening. Itu keputusan bersama dan aku terlibat di dalamnya. Ya, meski belum sepenuh hati (red: gak tega) menyetujui tapi adanya keputusan itu menunjukkan bahwa kami telah sepakat dengan berbagai pertimbangan. Tapi saat waktunya untuk menyampaikan alasan, semuanya tertunduk. Hanya satu yang angkat bicara, yang kami anggap sebagai jubir. Kenapa? karna kami merasa dia lebih berwenang dan berpengalaman. Berpengalaman? ya emang benar. Namun masalah siapa yang berwenang sebenarnya yang telah membuat keputusan memiliki kewenangan yang sama untuk menyampaikan alasan.
Entah bagaimana perasaan yang lain, mungkin saja sama seperti yang kurasakan. Iya terima, tapi rasanya belum sepenuh hati. Menjelang keputusan dibacakan, suasana hening. Sesaat setelah keputusan dibacakan masih saja hening. Aku menundukkan kepala, begitu juga dengan yang lain disebelahku. Seakan lantai ruangan itu berkilau hingga menyita perhatian kami. Di tengah keheningan itu seseorang yang paling merasa bertanggungjawab meminta penjelasan" Saya ingin dengar suara yang lain, masak hanya satu yang bicara,buktikan jika memang itu keputusan bersama"... Mendengar pernyataan itu ada yang semakin tertunduk, ada yang mulai menegakkan kepala namun tetap saja tak ada jawaban. Hingga salah satu angkat bicara dan mencoba menjelaskan meski belum memenuhi jawaban yang diinginkan. Dan akhirnya keputusan itu tak berubah.
Hingga saya bisa tersenyum saat membaca (status) salah satu yang menginspirasi, intinya" Ditolak dengan penuh cinta lebih baik daripada diterima dengan berat hati". Ya kesepakatan itu insyaallah kami putuskan dengan cinta bukan benci, karna memang ada alasan yang menguatkan. Namun tentu saja apresiasi yang luar biasa bagi yang telah memperjuangkan meski kenyataannya belum mencapai harapan yang ditargetkan. Semoga bisa jadi bahan evaluasi untuk melangkah lebih baik ke depan.
Untuk yang senantiasa ikhlas dan terus berjuang. Yang tak berhenti melangkah meskipun lelah. Yang masih bertahan meskipun banyak yang berjatuhan. Sesungguhnya apa yang selama ini kau perjuangan tak ada yang lalai dari pengawasanNya. Jika menurut manusia kau kalah, namun Dia senantiasa melihat usahamu yang tentu tak akan luput dari balasanNya. Mereka menilai hasil amanah ini secara komunal, tapi Allah menilai usahamu secara personal ^^
Ramadhan Ceria di Surabaya
13 Juli 2013Untuk yang senantiasa ikhlas dan terus berjuang. Yang tak berhenti melangkah meskipun lelah. Yang masih bertahan meskipun banyak yang berjatuhan. Sesungguhnya apa yang selama ini kau perjuangan tak ada yang lalai dari pengawasanNya. Jika menurut manusia kau kalah, namun Dia senantiasa melihat usahamu yang tentu tak akan luput dari balasanNya. Mereka menilai hasil amanah ini secara komunal, tapi Allah menilai usahamu secara personal ^^
Ramadhan Ceria di Surabaya
5 Ramadhan 1434 H
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskomen apa ini dihapus
BalasHapus