Senin, 31 Maret 2014

Pilih Partai mana ya??



Inilah pertanyaan yang banyak untuk ditanyakanlantaran salafiyyin terbentur dengan "mashlahat danmadharat", mana yang terbaik...? mana yang ringanmadharatnya..? atau sebagainya.... kita dapat rumuskan :

1.Tujuan utama kita bukan pesta rakyatnya, bukan demokrasinya, semata-mata hanya melihat di negeri ini mulai beraninnya kaum minoritas untuk menguasai bangsa ini, sehingga di kategorikan pemilu saat ini berbeda jauh dengan pemilu periode sebelumnya.contoh : kristen mulai unjuk gigi, syi'ah apalagi, belumlagi muslim sekuler. Maka kita niatkan adalah karena Allah semata-mata hanya untuk memperolah mashlahat kaum muslimin atau memperingan madharat. Selama masih bisa diringankan madharatnya dengan menggunakan hak suara kita maka why nott..? inilah yang menjadi dasar memandang pada realita yang demikian, realita yang memprihatinkan. maka kita Boleh nyoblos..!!

2.Memilih partai...?! tujuan kita jelas... kan...? guna meraih kemashlahatan kaum muslimin atau mengurangi keburukan. titik..!! ini tujuan kita..!!! guna mencapai tujuan tersebut, tentu kita harus mengenal calegnya.. atau siapa presidennya... mengenalnya bisa dari top recordnya selama dia menjabat, atau dikenal di tengah masyarakat bagaimana.. ? Ini dengan pengetahuan secara dzahir bahwa caleg atau presiden tersebut dikenal pro umat islam atau sedikit keburukannya dibanding yang lain. kalau kita tidak mengenalnya..top recordnya tidak diketahui.. maka jangan mempersulit diri, bagaimana dikatakan mashlahat kalau seandainya kita tidak mengetahui apa itu dan siapa itu yang bermashlahat..? Bagaimana kita memilih orang yang dikenal sedikit madharatnya sedangkan kita tidak mengetahui kadar atau pengenalan orang tersebut dikatakan ringan madharat...? maka jika demikian, jika kita tidak mengenalnya janganlah mempersulit diri untuk mencoblos, toh golputpun pilihan..!! Wong gak kenal kebaikannya, tidak melihat top recordnya kenapa ita yang bingung "milih yang mana yaaa...??" Maka dari itu kenali, niat awal kita dan kenali siapa yang bisa membawa mashlahat kaum muslimin atau yang dapat meminimalisir madharat. gitu aja koq repot..!!!
Top of Form


Repost dari seorang teman -> AARN 

ISLAM AGAMA SEMPURNA


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridha'i Islam sebagai agamamu."(QS. Al-Ma'idaah [5] : 3)
Islam ini telah sempurna tidak ada satu pun yang tertinggal yang disampaikan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.. Sekecil apapun, bahkan adab buang hajat sekalipun telah beliau 'alaihi shallaatu wa sallam sampaikan.

Dari Abu Dzarr radhiyallaahu ta'ala 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Tidak tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka, kecuali telah dijelaskan semuanya kepada kalian." (HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, II/155 - 156, no. 1647, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 1803)

Imam Malik rahimahullaahu ta'ala pernah berkata : "Barangsiapa yang melakukan suatu bid'ah dalam Islam yang dia menganggap baik bid'ah tersebut, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mengkhianati risalah ini. Sebab Allah Ta'ala berfirman : "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridha'i Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Ma'idaah [5] : 3)

"Oleh sebab itu apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu (yaitu pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya), maka ia bukan termasuk agama pula pada hari ini." (Al-I'tisham, I/64)

Dari 'Aisyah radhiyallaahu ta'ala 'anha, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Barangsiapa yang mengada-adakan hal yang baru (bid'ah) di dalam urusan agama kami ini yang tidak ada contoh sebelumnyamaka amalan tersebut tertolak." (Muttafaqun 'alaihi. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, Kitab ash-Shulhi, Bab Idzash Thalahuu 'ala Shulhi Jaurin, no. 2697, Muslim dalam Shahiih-nya, Kitab al-Aqdhiyah, Bab Naqdhi al-Ahkam al-Bathilah, no. 1718 [17, 18], Ahmad dalam Musnad-nya, VI/73, 146, 180, 240, 256, 270, Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab as-Sunnah, Bab Fii Luzumis Sunnah, no. 4606, dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya, Bab Ittiba'i Sunnati Rasulillah, no. 14)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahiih-nya disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa melakukan suatu amalan, yang tidak ada contoh sebelumnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muslim, no. 1718 [17, 18])

Imam an-Nawawi rahimahullaahu ta'ala berkata : "Hadits ini perlu dihafal dan dijadikan dalil untuk menolak segala kemungkaran (bid'ah di dalam agama). Hadits ini merupakan salah satu pedoman penting dalam agamaIslam yang merupakan kalimat pendek yang penuh arti yang dikaruniakan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Hadits ini dengan tegas menolak setiap perkara bid'ah dan setiap perkara (dalam urusan agama) yang diada-adakan (direkayasa). Sebagaimana ahli ushul fiqh menjadikan hadits ini sebagai dasar kaidah bahwa setiap yang terkarang dinyatakan sebagai hal yang merusak." (Syarah Shahiih Muslim, XII/160) 

Disunting dari : Pentingnya Ilmu Sebelum Beramal

Kamis, 27 Maret 2014

PEMILU

Bukan hanya kami yang berpendapat boleh nyoblos dalam Pemilu, namun Ustadz Musyaffa Ad Dariny pun berpendapat demikian. Beliau adalah kandidat Doctor di Universitas Islam Madinah.

Ini kesimpulan dari tulisan beliau:

1. Para ulama tersebut sepakat bahwa pemilu dalam sistem demokrasi, tidak sesuai dengan Syariat Islam. Oleh karenanya, tidak pas bila ada orang membantah fatwa-fatwa di atas dengan dalil bahwa sistem pemilihannya tidak islami, karena semua ulama tersebut sepakat dengan hal itu.

2. Seorang muslim diwajibkan mengikuti pemilu, karena maslahat mengikutinya lebih besar daripada madhorotnya, atau madhorot meninggalkannya lebih besar daripada maslahatnya.

Dari sini, kita bisa memahami, bahwa kebaikan bukanlah hanya pada sesuatu yang 100 persen baik, tapi cukuplah dikategorikan sebagai kebaikan; bila kebaikannya lebih besar dari keburukannya, sebagaimana masalah di atas, yakni: memperjuangkan kepentingan Kaum Muslimin dengan mengikuti pemilu.

Contoh dalam Syariat Islam, seperti: hukum rajam, potong tangan, qishosh, hajr, haramnya maisir dan khomr, dll… meskipun dalam syariat-syariat tersebut ada sisi negatifnya, namun kebaikan yang ditimbulkan jauh lebih besar dan lebih luas pengaruhnya, sehingga keburukannya dianggap tidak ada sama-sekali.

3. Fatwa tentang wajibnya menyumbangkan suara dalam pemilu, tidak melazimkan fatwa tentang bolehnya masuk parlemen, sebagaimana dikemukakan oleh Syeikh Albani -rohimahulloh-. Adapun fatwa bolehnya masuk parlemen, melazimkan bolehnya menyumbangkan suara dalam pemilu, sebagaimana dijelaskan dalam fatwa-fatwa di atas (selain fatwa Syeikh Albani).

4. Bila orang-orang yang baik tidak mengisi posisi-posisi penting, maka tentu akan diisi oleh orang-orang selain mereka. Dan ini sesuatu yang tidak bisa dipungkiri oleh akal sehat.

5. Banyak orang yang melarang mengikuti pemilu berdalil; bahwa telah lama ada Kaum Muslimin masuk dalam pemilu, namun mereka tidak berhasil mengubah keadaan.

Tentu ini dalil yang tidak pas, karena keberhasilan tidak harus berupa “mewujudkan maslahat 100 persen”, tapi bisa juga berupa “mewujudkan sebagian maslahat”, atau “menolak mafsadat”, atau bahkan hanya “mengurangi mafsadat”. Dan tentunya hal ini telah ada dan tidak mungkin dipungkiri adanya.

Senin, 24 Maret 2014

Cinta


Ini tentang cinta. Kalo kata mbak Han, Cinta, Selalu hati yang memilih. Memang benar, tidak bisa membagi cinta dengan porsi yang sama. Tidak bisa menyamakan keberadaan semua orang pada sudut hati yang sama. Begitupun hati ini, tidak bisa bohong bahwa ia mencintai seorang dengan luapan yang lebih dari pada kepada seorang lainnya. Bagaimana ya, itu panggilan hati, magnet jiwa . Ada sesuatu yang sangat mengagumkan hati dan jiwa ini pada seseorang, tapi tidak pada yang lainnya. Kenapa? Karna dia memiliki pesona tersendiri yang membuatnya layak untuk dicintai. Seperti aku yang terpesona oleh kelembutan hatinya. itu membuatnya sangat wajar selalu menerima cinta yang mendalam dari semua orang.  Kami memang sedikit “berbeda”. Masalah pandangan dan ideologi. Namun tak membuat perbedaan itu sebagai jurang. Hubungan kami baik2 saja. Teman seaqidah seperjuangan. Bukankah dalam firman-Nya,sesungguhnya Islam lah yang diridhai Allah? Bukan harakah A,B,C atau D. Jadi tak pantaslah dengan mudah menjudge harakah lain sesat/salah apalagi sampai mengkafirkan selama masih seaqidah dan tidak keluar dari koridor  syari’at. 

#Seorang teman yang biasa memangilku “Af”, ketika teman2 yg lain biasanya memanggilku “Fid” atau “Da” . Jika harus jauh terpisah ruang dan masa, semoga selalu karena tulusnya doa yang menghubungkan hati-hati kita. Uhibbuki fillah : )

Minggu, 16 Maret 2014

Selalu Ada Hikmah


Orang-orang di sekitar kita, mereka seringkali membawa pesan-pesan kehidupan. Bunyinya macam-macam. Tapi yang jelas pesan-pesan itu seringkali mengingatkanku pada sebuah doa:

Ya Allah tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.”

Kadang pesan itu berisi kabar gembira juga kadang ancaman. Misalnya saat bertemu orang yang menjengkelkan dan membuat makan hati, pesan itu berbunyi: bersabarlah, pilih cara paling tepat untuk menyentuh hatinya. Pasti ada, pasti ada.

Saat ego tersulut untuk tak mau kalah mendebat pendapat seseorang yang kurang tepat, tapi di satu sisi menyadari masalahnya pasti akan panjang jika perbedaan diperdebatkan, seolah ada pesan mengingatkan pada kata-kata Rosulullah: siapa yang menghindari berdebat padahal ia bisa memenangkannya, Allah akan membangunkan rumah di surga untuknya (HR.Abu Dawud).

Saat menemui pengamen berisik yang nada nyanyiannya tak membuat nyaman di bus yang pengap di saat perut mulai mual, pesan itu berbunyi: think glad, think glad, everything will be good! Nikmati saja, toh keadaan tidak akan berubah sejuk dan damai dengan rasa sebal, tapi sugesti feeling kita lah yang bisa mengkondisikan suasana itu menjadi nyaman. Di keramaian bus itu juga yang selalu membuatku senang menikmati perjalanan, yaitu: memperhatikan para pedagang kecil yang menjajakan dagangannya dengan tak jemu-jemu, meski lelah dan peluh tampak sekali di wajahnya. Seakan mengisyaratkan pesan: beginilah mereka mengusahakan hidupnya, mungkin juga untuk menghidupi orang-orang tersayangnya. Jadilah aku malu jika dengan banyaknya kelapangan yang kupunya tak sampai sungguh-sungguh berjuang untuk hidupku dan untuk kehidupan banyak orang.

Saat bersama dalam lingkaran halaqoh yang menyenangkan, menatap wajah-wajah mereka selalu menjadi pesan untukku: jadilah lebih baik!

Dan ketika ternyata si penyampai amanah lagi-lagi membuatku tercengang, “Kenapa aku lagi? Bukankah dia lebih pantas? Bukankah dia lebih baik dan pas untuk berada di sini?”, pesan itu berbunyi: pasti ada pelajaran yang hendak Allah sampaikan dengan cara ini. Mungkin begini cara Sang Maha Penjaga menjagaku.

Pesan-pesan itu selalu saja mendamaikan gemuruh hati. Dia Yang Maha Bijaksana selalu saja membuatku belajar untuk juga bijaksana memaknai kehidupan.

 Karena di setiap cerita kehidupan selalu membawa pesan berharga, yang kemudian menjelaskan bahwa keberadaannya diciptakan oleh Sang Pencipta bukanlah kesia-siaan yang sepi akan makna. Sayangnya, tidak selalu pesan-pesan itu kita dengarkan dan rasakan pentingnya.

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal shaleh yang selalu mereka kerjakan.”
(QS.Al An’am: 126-127)

Alhamdulillah. Terimakasih kepada mereka yang menginspirasi.