Minggu, 29 Desember 2013

Arwah Bisa Saling Berkunjung?


Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha beliau mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ صَحِيحٌ يَقُولُ: ” إِنَّهُ لَمْ يُقْبَضْ نَبِيٌّ قَطُّ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الجَنَّةِ، ثُمَّ يُحَيَّا أَوْ يُخَيَّرَ
Ketika masih sehat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ”Bahwa tidaklah seorang nabi diwafatkan, hingga dia melihat tempatnya di surga. Kemudian dia diberi salam perpisahan dan diberi pilihan.”
A’isyah radhiyallahu ‘anha melanjutkan,
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit dan mendekati ajal, sementara kepala beliau di pangkuan A’isyah, beliau pingsan. Ketika sadar, beliau menengadahkan matanya ke atap rumah, kemudian beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ فِي الرَّفِيقِ الأَعْلَى
”Ya Allah, bersama ar-Rafiq al-A’la”
A’isyah lalu bertanya, “Berarti anda nanti tidak bersama kami?”
Namun ternyata tidak ada jawaban beliau. A’isyah sadar bahwa beliau dalam keadaan seperti yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat. (HR. Bukhari 4437 dan Muslim 2444).
Mayoritas ulama menegaskan bahwa yang dimaksud ar-Rafiq al-A’la adalah arwah para nabi dan rasul yang berada di tempat yang sangat tinggi. (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi, 15/208).
Hadis ini dijadikan dalil oleh sebagian ulama bahwa arwah yang baik, akan saling ketemu setelah dia berpisah dari jasadnya. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang wafat, beliau diberi pilihan antara tetap tinggal di dunia ataukah bersama ruh para nabi. Kemudian beliau memilih “ar-Rafiq al-A’la”, bersama ruh para nabi yang berada di illiyin, tempat yang sangat tinggi.
Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi menjelaskan,
أن الأرواح قسمان: أرواح معذبة، وأرواح منعمة، فالمعذبة في شغل بما هي فيه من العذاب عن التزاور والتلاقي والأرواح المنعمة المرسلة غير المحبوسة تتلاقى، وتتزاور، وتتذاكر ما كان منها في الدنيا، وما يكون من أهل الدنيا، فتكون كل روح مع رفيقها الذي هو على مثل عملها، فروح نبينا محمد صلى الله عليه وسلم في الرفيق الأعلى
Arwah itu ada dua, arwah yang sedang disiksa dan arwah yang mendapat nikmat. Arwah yang sedang disiksa, dia berada dalam kesibukannya menerima siksa, sehingga tidak bisa saling mengunjungi dan saling bertemu. Sementara ruh yang mendapatkan kenikmatan, dia dilepas, dan tidak ditahan, sehingga bisa saling berjumpa, saling berkunjung, saling menyebutkan keadaannya ketika di dunia, dan keadaan penduduk dunia. Sehingga setiap ruh, bersama rekannya yang memiliki amal semisal dengannya. Ruh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama ar-Rafiq al-A’la.
Kemudian Syaikh ar-Rajihi menyebutkan dalilnya,
والدليل على تزاورها، وتلاقيها قول الله تعالى: {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا{ وهذه المعية ثابتة في الدنيا، وفي دار البرزخ، وفي دار الجزاء، والمرء مع من أحب في هذه الدور الثلاث
Dalil bahwa mereka saling berkunjung dan saling bertemu adalah firman Allah, yang artinya, “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa: 69).
Kebersamaan ini bersifat hakiki, di dunia, di alam barzakh, dan di akhirat negeri pembalasan. Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya di tiga tempat ini.
Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi juga mengatakan,
وقد أخبر الله عن الشهداء بأنهم أحياء عند ربهم يرزقون، وأنهم يستبشرون بالذين لم يلحقوا بهم من خلفهم، وأنهم يستبشرون بنعمة من الله وفضل، وهذا يدل على تلاقيهم
Allah juga telah menyampaikan tentang keadaan para syuhada, bahwa mereka hidup, mendapat rizki di sisi Tuhan mereka. Mereka saling menyampaikan kabar gembira dengan keadaan orang-orang yang masih hidup, yang belum menyusul mereka. Mereka juga saling menyampaikan kabar gembira dengan kenikmatan dan karunia dari Allah. Ini semua menunjukkan bahwa mereka saling bertemu. (Syarh Aqidah Thahawiyah, hlm. 299).
Dalil yang ditunjuk Syaikh ar-Rajihi adalah firman Allah di surat Ali Imran,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ . فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka bergembira disebabkan karunia yang Allah berikan kepada mereka, dan mereka saling memberi kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal (masih hidup) di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  Mereka saling memberi kabar gembira dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 169 – 171).
#konsultasisyari'ah

Sabtu, 28 Desember 2013

Mbolang ke Sarangan

Setelah sebelas tahun yang lalu akhinya aku dapat mengunjunginya kembali " Telaga Sarangan". Masih ingat dulu aku masih anak-anak, berwisata kesana bersama ibu dengan memakai kaos bergambar Pokemon. Akhirnya kemaren 251213 aku dan seorang temanku kembali mengunjunginya. Dari awal berangkat, nunggu hujan ga reda2 alias awet , alhasil nekat juga meskipun masih gerimis. Ternyata di perjalanan semakin ke barat malah semakin deras hujannya. Tetep lanjut dah sampai di Masjid Agung Magetan, tempatku janjian untuk ketemuan sama temanku. Ternyata masjid megah yang aku kunjungi 3 tahun yang lalu telah berubah. Direnovasi total. Sambil menunggu temanku, Isti, sekaligus melihat-lihat kondisi sekitar, gerimis masih membasahi jalan,suasana jalan pun menjadi sepi.. 

Setelah yang ditunggu datang kami pun meneruskan perjalanan menuju lokasi yang ingin kami tuju"Telaga Sarangan" meskipun hujan belum juga reda. Serasa jadi bonex hari itu :D Hanya berdua menyusuri jalan panjang menuju Telaga Sarangan. Ternyata jalan menuju kesana yang katanya banyak orang "lumayan ekstrim" alhamdulillah bisa kita capai dengan lancar. Sesampainya disana...masih hujan gerimis, ditambah angin yang lumayan kencang dan hawa dingin yang merasuk ke pori-pori. Namun tentu saja rasa takjub hadir ketika menyaksikan keindahan alam di sekitar sana. Tapi kok rasanya Telaga Sarangan gak seluas saat 11 tahun yang lalu aku kesana ya?? Efek aku yang sekarang sudah dewasa mungkin :D 

Bersama alam membuat kita merasa takjub dan banyak berucap"masyaallah" atas keindahan ciptaan Nya^^
Bersama  alam membuat kita semakin merasa kecil, tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah yang menciptakan ^^ #Banyak bersyukur :)

keren ^^

hijau menyejukkan

sengaja diburamkan

Magetan kota wisata

Telaga sarangan 

Pemandangan alam yang menakjubkan

bersama bunga2 kecil
masyaallah^^
di perjalanan

Selasa, 24 Desember 2013

PNS oh PNS

Ketawa denger cerita ibu ketika beliau cerita ke temannya yang sama-sama PNS. Bercerita tentang mas saya yang gak berminat untuk jadi PNS.

Ibu : Bu, saya bingung anak saya kok ga mau diarahkan jadi PNS.
Teman : Ya ga pa2 bu, saya malah mau keluar dari PNS, tanda2 kiamat sudah dekat...bla...bla...blaa..
Ibu : -___-"

Eaa konyol, malah diceramahin. Hari ini lagi marak-maraknya pengumuman tes CPNS. Menurut opini beberapa orang, percuma ikutan tes CPNS kalau tidak ada duit dijamin 100% tidak lulus, buktinya dari penduduk asli tes CPNS yang sudah-sudah hanya lulus 10% itu juga dari kalangan berduit dan terulang di tahun-tahun berikutnya. Sepertinya itu memang terbukti, dan saya tau sendiri banyak sampel seperti itu, bahkan beberapa adalah mereka yang aku kenal. Sempat kubilang ke ibuk "kerja kan ga harus jadi PNS ya,buat apa mati-matian memperjuangkan jadi PNS tapi lewat jalan yang gak barakah, kalo pun rela ngeluarin uang minimal 100.000.000 nunggu kapan juga balik modal nya dari gaji PNS? " . Masih adakah tes CPNS yang asli bukan karena "bayaran" ? Kalau pun ada "katanya" itu hanya sebagian kecil sekali. Apakah yang seperti ini  hanya terjadi di beberapa daerah di indonesia(termasuk daerah saya)  ataukah semua wilayah di Indonesia? miris sekali -____-. Sampai kapan korupsi dan nepotisme akan berlanjut #Turut berduka

Senin, 23 Desember 2013

Fosif ^^

Alhamdulillah, Nikmat Allah itu luas :) Memang dakwah bukan sekedar Proker, kekuasaan dll, namun bagaimana hati menyentuh hati sehingga saling tertaut pada Allah. Barakallah Fosif :)


Memahami Sejarah Hari Ibu


Ketika banyak yang protes “Kenapa ada hari ibu tanggal 22 Desember, hari ibu kan harusnya tiap hari menspesialkan ibu kita “. Coba deh tengok dulu sejarahnya ^^

Mari membaca sejarah, supaya engkau tahu akar para pendahulumu...
Mari membaca sejarah, supaya engkau tahu kiprah orang-orang sebelummu...
Sekali lagi... mari membaca sejarah...
Karena orang-orang besar lahir dari rahim sejarah...


Hari ibu selalu menjadi hari istimewa untuk kita mengingat seorang ibu. Jasa-jasa yang tak terhingga, kasih sayang yang tak ternilai harganya, semua terungkap dalam satu hari ini.

Namun, hari ibu yang jatuh tiap 22 Desember menyimpan akar sejarah yang harus kita ketahui. Momentum Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 telah berhasil mengumpulkan pejuang perempuan untuk bersatu melawan penjajahan. Kongres yang diadakan di gedung Mandalabhakti Wanitatama Jogjakarta ini telah berhasil menghimpun pejuang-pejuang perempuan dari penjuru negeri. 

Kaum perempuan bersatu untuk memikirkan bagaimana peran perempuan untuk berjuang dalam kemerdekaan. Selain itu, tema besar tentang kiprah yang harus dijalankan perempuan atas pembangunan bangsa juga dibahas beserta tema-tema tentang kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak, upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak, dan tema-tema lainnya.

Bercermin pada semangat perjuangan kaum perempuan itulah kemudian Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengenang perjuangan kaum perempuan untuk melawan penjajahan yang pernah menimpa bangsa Indonesia. 

Namun, zaman berganti zaman pemaknaan terhadap peringatan Hari Ibu mulai menggeser. Hari Ibu yang pada hakikatnya diperingati untuk mengenang perjuangan kaum perempuan di zaman perang kemerdekaan, kini lebih banyak dimaknai untuk mengingat jasa-jasa ibu terhadap anaknya. Pemaknaan kata "ibu" pada Hari Ibu sejatinya memang lebih melekat pada ikatan ibu dan anak, sehingga dapat dimaklumi dikemudian hari terjadi pergeseran untuk memaknai hari spesial ini selain karena akar sejarahnya yang juga mulai memudar untuk generasi zaman sekarang. Akan berbeda halnya jika hari itu dinamai Hari Perempuan, mengingat juga Kongres Perempuan pertama tersebut tidak hanya menghadirkan kaum ibu, tetapi juga kaum perempuan dari berbagai umur.

Namun demikian, tak ada salahnya memang dengan pergeseran ini selama kita mengingat akar sejarah yang sebenarnya. Berbakti kepada orang tua harus dilakukan setiap hari, dan biarkan 22 Desember akan menjadi hari istimewa dengan makna ganda, hari-hari di mana kita harus menunjukkan bakti kita kepada orang tua dan juga sebagai refleksi atas perjuangan kaum perempuan melawan penjajahan.

Birrul Walidain

Ketika pertanyaan telah berubah menjadi instruksi. Dan ketika instruksi harus tertunda untuk dilaksanakan, maka yang menginstruksi yang bertindak sendiri. Ya itulah yang bisa kutangkap dari kehadiran bapak sekitar 2 minggu lalu di Surabaya dengan membawa sekardus mangga. Ketika 2 bulan tidak pulang biasanya ditanya"kapan pulang?", berubah menjadi "pulango, Da" :D Karna aku belum bisa pulang dan hanya bisa memberi pengertian  ,akhirnya bapak yang menyambangiku di Surabaya, meskipun hanya 12 jam bersama bapak. 

Pulang kampung memang bisa disebut birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) sebagai bakti seorang anak. Kadang temen2 juga membahasakan pulang kampung dengan kalimat birrul walidain. Misal "Afwan sedang di Kediri, birrul walidain" eaa keren juga. Alhamdulillah masih berkesempatan pulang kampung meskipun tidak lama. Setidaknya mengobati kerinduan setelah lama raga tak berjumpa, minta do'a restu mau UAS juga nih. 

Buat yang berjarak jauh dari lokasi menuntut ilmu ke kediaman orang tua, yang hanya bisa pulang mungkin setahun 1-2 kali semoga tetep bersabar. Birrul walidain bisa dilakukan selama kita masih hidup, dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun yang menunjukkan bakti kita kepada orang tua, dan membuat keduanya bahagia. Selagi orang tua masih hidup, yuk gunakan kesempatan sebaik-baiknya ^_^ Menjadi anak sholih yang senantiasa mendo'akan orang tua. D'oa untuk kedua orang tua kita merupakan bakti anak kepada orang yang mendidik dan membesarkan kita di dunia. Ketika orang tua sudah tiada maka jangan berhenti untuk mendo'akannya.

Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)

“...Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” ( QS : Al Israa:24)

Ketika khilaf terhadap orang tua segera mohon ampun dan minta maaf, ingatlah segala pengorbanan dan perjuangannya dalam mengasuh dan membesarkan kita. Apa yang kita berikan masih jauh dari apa yang mereka perjuangkan selama ini. Ingatlah bahwa insyaallah kita juga akan menjadi seperti mereka, diamanahi "titipan" Allah untuk kita jaga. Karena anak adalah amanat dari Allah, maka hendaknya bagi setiap orang tua untuk memperhatikan dan menjaga perkembangan anak-anaknya, karena di akhirat kelak ia akan di mintai pertanggungjawabannya.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman : 14)


Semoga kita menjadi menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita, menjadi anak yang sholih dan sholihah yang selalu mendoakan keduanya. Semoga tak sekedar sholih tapi juga muslih,senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan, bermanfaat bagi umat ^^ aamin. 


#Suasana Mendung, Magetan 241213