Minggu, 29 Desember 2013

Arwah Bisa Saling Berkunjung?


Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha beliau mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ صَحِيحٌ يَقُولُ: ” إِنَّهُ لَمْ يُقْبَضْ نَبِيٌّ قَطُّ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الجَنَّةِ، ثُمَّ يُحَيَّا أَوْ يُخَيَّرَ
Ketika masih sehat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ”Bahwa tidaklah seorang nabi diwafatkan, hingga dia melihat tempatnya di surga. Kemudian dia diberi salam perpisahan dan diberi pilihan.”
A’isyah radhiyallahu ‘anha melanjutkan,
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit dan mendekati ajal, sementara kepala beliau di pangkuan A’isyah, beliau pingsan. Ketika sadar, beliau menengadahkan matanya ke atap rumah, kemudian beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ فِي الرَّفِيقِ الأَعْلَى
”Ya Allah, bersama ar-Rafiq al-A’la”
A’isyah lalu bertanya, “Berarti anda nanti tidak bersama kami?”
Namun ternyata tidak ada jawaban beliau. A’isyah sadar bahwa beliau dalam keadaan seperti yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat. (HR. Bukhari 4437 dan Muslim 2444).
Mayoritas ulama menegaskan bahwa yang dimaksud ar-Rafiq al-A’la adalah arwah para nabi dan rasul yang berada di tempat yang sangat tinggi. (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi, 15/208).
Hadis ini dijadikan dalil oleh sebagian ulama bahwa arwah yang baik, akan saling ketemu setelah dia berpisah dari jasadnya. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang wafat, beliau diberi pilihan antara tetap tinggal di dunia ataukah bersama ruh para nabi. Kemudian beliau memilih “ar-Rafiq al-A’la”, bersama ruh para nabi yang berada di illiyin, tempat yang sangat tinggi.
Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi menjelaskan,
أن الأرواح قسمان: أرواح معذبة، وأرواح منعمة، فالمعذبة في شغل بما هي فيه من العذاب عن التزاور والتلاقي والأرواح المنعمة المرسلة غير المحبوسة تتلاقى، وتتزاور، وتتذاكر ما كان منها في الدنيا، وما يكون من أهل الدنيا، فتكون كل روح مع رفيقها الذي هو على مثل عملها، فروح نبينا محمد صلى الله عليه وسلم في الرفيق الأعلى
Arwah itu ada dua, arwah yang sedang disiksa dan arwah yang mendapat nikmat. Arwah yang sedang disiksa, dia berada dalam kesibukannya menerima siksa, sehingga tidak bisa saling mengunjungi dan saling bertemu. Sementara ruh yang mendapatkan kenikmatan, dia dilepas, dan tidak ditahan, sehingga bisa saling berjumpa, saling berkunjung, saling menyebutkan keadaannya ketika di dunia, dan keadaan penduduk dunia. Sehingga setiap ruh, bersama rekannya yang memiliki amal semisal dengannya. Ruh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama ar-Rafiq al-A’la.
Kemudian Syaikh ar-Rajihi menyebutkan dalilnya,
والدليل على تزاورها، وتلاقيها قول الله تعالى: {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا{ وهذه المعية ثابتة في الدنيا، وفي دار البرزخ، وفي دار الجزاء، والمرء مع من أحب في هذه الدور الثلاث
Dalil bahwa mereka saling berkunjung dan saling bertemu adalah firman Allah, yang artinya, “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa: 69).
Kebersamaan ini bersifat hakiki, di dunia, di alam barzakh, dan di akhirat negeri pembalasan. Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya di tiga tempat ini.
Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi juga mengatakan,
وقد أخبر الله عن الشهداء بأنهم أحياء عند ربهم يرزقون، وأنهم يستبشرون بالذين لم يلحقوا بهم من خلفهم، وأنهم يستبشرون بنعمة من الله وفضل، وهذا يدل على تلاقيهم
Allah juga telah menyampaikan tentang keadaan para syuhada, bahwa mereka hidup, mendapat rizki di sisi Tuhan mereka. Mereka saling menyampaikan kabar gembira dengan keadaan orang-orang yang masih hidup, yang belum menyusul mereka. Mereka juga saling menyampaikan kabar gembira dengan kenikmatan dan karunia dari Allah. Ini semua menunjukkan bahwa mereka saling bertemu. (Syarh Aqidah Thahawiyah, hlm. 299).
Dalil yang ditunjuk Syaikh ar-Rajihi adalah firman Allah di surat Ali Imran,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ . فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka bergembira disebabkan karunia yang Allah berikan kepada mereka, dan mereka saling memberi kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal (masih hidup) di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  Mereka saling memberi kabar gembira dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 169 – 171).
#konsultasisyari'ah

Sabtu, 28 Desember 2013

Mbolang ke Sarangan

Setelah sebelas tahun yang lalu akhinya aku dapat mengunjunginya kembali " Telaga Sarangan". Masih ingat dulu aku masih anak-anak, berwisata kesana bersama ibu dengan memakai kaos bergambar Pokemon. Akhirnya kemaren 251213 aku dan seorang temanku kembali mengunjunginya. Dari awal berangkat, nunggu hujan ga reda2 alias awet , alhasil nekat juga meskipun masih gerimis. Ternyata di perjalanan semakin ke barat malah semakin deras hujannya. Tetep lanjut dah sampai di Masjid Agung Magetan, tempatku janjian untuk ketemuan sama temanku. Ternyata masjid megah yang aku kunjungi 3 tahun yang lalu telah berubah. Direnovasi total. Sambil menunggu temanku, Isti, sekaligus melihat-lihat kondisi sekitar, gerimis masih membasahi jalan,suasana jalan pun menjadi sepi.. 

Setelah yang ditunggu datang kami pun meneruskan perjalanan menuju lokasi yang ingin kami tuju"Telaga Sarangan" meskipun hujan belum juga reda. Serasa jadi bonex hari itu :D Hanya berdua menyusuri jalan panjang menuju Telaga Sarangan. Ternyata jalan menuju kesana yang katanya banyak orang "lumayan ekstrim" alhamdulillah bisa kita capai dengan lancar. Sesampainya disana...masih hujan gerimis, ditambah angin yang lumayan kencang dan hawa dingin yang merasuk ke pori-pori. Namun tentu saja rasa takjub hadir ketika menyaksikan keindahan alam di sekitar sana. Tapi kok rasanya Telaga Sarangan gak seluas saat 11 tahun yang lalu aku kesana ya?? Efek aku yang sekarang sudah dewasa mungkin :D 

Bersama alam membuat kita merasa takjub dan banyak berucap"masyaallah" atas keindahan ciptaan Nya^^
Bersama  alam membuat kita semakin merasa kecil, tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah yang menciptakan ^^ #Banyak bersyukur :)

keren ^^

hijau menyejukkan

sengaja diburamkan

Magetan kota wisata

Telaga sarangan 

Pemandangan alam yang menakjubkan

bersama bunga2 kecil
masyaallah^^
di perjalanan

Selasa, 24 Desember 2013

PNS oh PNS

Ketawa denger cerita ibu ketika beliau cerita ke temannya yang sama-sama PNS. Bercerita tentang mas saya yang gak berminat untuk jadi PNS.

Ibu : Bu, saya bingung anak saya kok ga mau diarahkan jadi PNS.
Teman : Ya ga pa2 bu, saya malah mau keluar dari PNS, tanda2 kiamat sudah dekat...bla...bla...blaa..
Ibu : -___-"

Eaa konyol, malah diceramahin. Hari ini lagi marak-maraknya pengumuman tes CPNS. Menurut opini beberapa orang, percuma ikutan tes CPNS kalau tidak ada duit dijamin 100% tidak lulus, buktinya dari penduduk asli tes CPNS yang sudah-sudah hanya lulus 10% itu juga dari kalangan berduit dan terulang di tahun-tahun berikutnya. Sepertinya itu memang terbukti, dan saya tau sendiri banyak sampel seperti itu, bahkan beberapa adalah mereka yang aku kenal. Sempat kubilang ke ibuk "kerja kan ga harus jadi PNS ya,buat apa mati-matian memperjuangkan jadi PNS tapi lewat jalan yang gak barakah, kalo pun rela ngeluarin uang minimal 100.000.000 nunggu kapan juga balik modal nya dari gaji PNS? " . Masih adakah tes CPNS yang asli bukan karena "bayaran" ? Kalau pun ada "katanya" itu hanya sebagian kecil sekali. Apakah yang seperti ini  hanya terjadi di beberapa daerah di indonesia(termasuk daerah saya)  ataukah semua wilayah di Indonesia? miris sekali -____-. Sampai kapan korupsi dan nepotisme akan berlanjut #Turut berduka

Senin, 23 Desember 2013

Fosif ^^

Alhamdulillah, Nikmat Allah itu luas :) Memang dakwah bukan sekedar Proker, kekuasaan dll, namun bagaimana hati menyentuh hati sehingga saling tertaut pada Allah. Barakallah Fosif :)


Memahami Sejarah Hari Ibu


Ketika banyak yang protes “Kenapa ada hari ibu tanggal 22 Desember, hari ibu kan harusnya tiap hari menspesialkan ibu kita “. Coba deh tengok dulu sejarahnya ^^

Mari membaca sejarah, supaya engkau tahu akar para pendahulumu...
Mari membaca sejarah, supaya engkau tahu kiprah orang-orang sebelummu...
Sekali lagi... mari membaca sejarah...
Karena orang-orang besar lahir dari rahim sejarah...


Hari ibu selalu menjadi hari istimewa untuk kita mengingat seorang ibu. Jasa-jasa yang tak terhingga, kasih sayang yang tak ternilai harganya, semua terungkap dalam satu hari ini.

Namun, hari ibu yang jatuh tiap 22 Desember menyimpan akar sejarah yang harus kita ketahui. Momentum Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 telah berhasil mengumpulkan pejuang perempuan untuk bersatu melawan penjajahan. Kongres yang diadakan di gedung Mandalabhakti Wanitatama Jogjakarta ini telah berhasil menghimpun pejuang-pejuang perempuan dari penjuru negeri. 

Kaum perempuan bersatu untuk memikirkan bagaimana peran perempuan untuk berjuang dalam kemerdekaan. Selain itu, tema besar tentang kiprah yang harus dijalankan perempuan atas pembangunan bangsa juga dibahas beserta tema-tema tentang kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak, upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak, dan tema-tema lainnya.

Bercermin pada semangat perjuangan kaum perempuan itulah kemudian Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengenang perjuangan kaum perempuan untuk melawan penjajahan yang pernah menimpa bangsa Indonesia. 

Namun, zaman berganti zaman pemaknaan terhadap peringatan Hari Ibu mulai menggeser. Hari Ibu yang pada hakikatnya diperingati untuk mengenang perjuangan kaum perempuan di zaman perang kemerdekaan, kini lebih banyak dimaknai untuk mengingat jasa-jasa ibu terhadap anaknya. Pemaknaan kata "ibu" pada Hari Ibu sejatinya memang lebih melekat pada ikatan ibu dan anak, sehingga dapat dimaklumi dikemudian hari terjadi pergeseran untuk memaknai hari spesial ini selain karena akar sejarahnya yang juga mulai memudar untuk generasi zaman sekarang. Akan berbeda halnya jika hari itu dinamai Hari Perempuan, mengingat juga Kongres Perempuan pertama tersebut tidak hanya menghadirkan kaum ibu, tetapi juga kaum perempuan dari berbagai umur.

Namun demikian, tak ada salahnya memang dengan pergeseran ini selama kita mengingat akar sejarah yang sebenarnya. Berbakti kepada orang tua harus dilakukan setiap hari, dan biarkan 22 Desember akan menjadi hari istimewa dengan makna ganda, hari-hari di mana kita harus menunjukkan bakti kita kepada orang tua dan juga sebagai refleksi atas perjuangan kaum perempuan melawan penjajahan.

Birrul Walidain

Ketika pertanyaan telah berubah menjadi instruksi. Dan ketika instruksi harus tertunda untuk dilaksanakan, maka yang menginstruksi yang bertindak sendiri. Ya itulah yang bisa kutangkap dari kehadiran bapak sekitar 2 minggu lalu di Surabaya dengan membawa sekardus mangga. Ketika 2 bulan tidak pulang biasanya ditanya"kapan pulang?", berubah menjadi "pulango, Da" :D Karna aku belum bisa pulang dan hanya bisa memberi pengertian  ,akhirnya bapak yang menyambangiku di Surabaya, meskipun hanya 12 jam bersama bapak. 

Pulang kampung memang bisa disebut birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) sebagai bakti seorang anak. Kadang temen2 juga membahasakan pulang kampung dengan kalimat birrul walidain. Misal "Afwan sedang di Kediri, birrul walidain" eaa keren juga. Alhamdulillah masih berkesempatan pulang kampung meskipun tidak lama. Setidaknya mengobati kerinduan setelah lama raga tak berjumpa, minta do'a restu mau UAS juga nih. 

Buat yang berjarak jauh dari lokasi menuntut ilmu ke kediaman orang tua, yang hanya bisa pulang mungkin setahun 1-2 kali semoga tetep bersabar. Birrul walidain bisa dilakukan selama kita masih hidup, dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun yang menunjukkan bakti kita kepada orang tua, dan membuat keduanya bahagia. Selagi orang tua masih hidup, yuk gunakan kesempatan sebaik-baiknya ^_^ Menjadi anak sholih yang senantiasa mendo'akan orang tua. D'oa untuk kedua orang tua kita merupakan bakti anak kepada orang yang mendidik dan membesarkan kita di dunia. Ketika orang tua sudah tiada maka jangan berhenti untuk mendo'akannya.

Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)

“...Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” ( QS : Al Israa:24)

Ketika khilaf terhadap orang tua segera mohon ampun dan minta maaf, ingatlah segala pengorbanan dan perjuangannya dalam mengasuh dan membesarkan kita. Apa yang kita berikan masih jauh dari apa yang mereka perjuangkan selama ini. Ingatlah bahwa insyaallah kita juga akan menjadi seperti mereka, diamanahi "titipan" Allah untuk kita jaga. Karena anak adalah amanat dari Allah, maka hendaknya bagi setiap orang tua untuk memperhatikan dan menjaga perkembangan anak-anaknya, karena di akhirat kelak ia akan di mintai pertanggungjawabannya.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman : 14)


Semoga kita menjadi menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita, menjadi anak yang sholih dan sholihah yang selalu mendoakan keduanya. Semoga tak sekedar sholih tapi juga muslih,senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan, bermanfaat bagi umat ^^ aamin. 


#Suasana Mendung, Magetan 241213

Rabu, 27 November 2013

SURABAYA MALAM

Menikmati suasana Surabaya malam yang menawan dari puncak Apartmen Kertajaya



Minggu, 03 November 2013

Ikhlas^^



Berawal Bagai DEBU, Bergulir Ibarat ANGIN, Berakhir Laksana ANGKASA

Ada seseorang murid Imam Al-Bukhary sedang duduk bermajelis di masjid bersama para manusia. Mereka berguru padanya. Murid ini dengan kebiasaannya mengelus atau memegang jenggotnya sendiri. Lalu, ia mendapatkan semacam kotoran di jenggotnya dan melemparnya ke dasar masjid. Al-Bukhary melihat hal tersebut, yakni: kotoran kecil yang terlempar.

Majelis pun usai dan para murid berpaling pulang menuju kediaman masing-masing, kecuali murid yang satu ini. Ia mengamati sang guru dari suatu celah. Ketika tiada siapapun, beliau menoleh kanan kiri. Memastikan tiada siapapun di sekitarnya. Lalu beliau mengambil kotoran kecil itu dan memasukkannya ke kantong bajunya. Keluarlah kemudian beliau dari masjid dan memandang sekitar. Setelah yakin dan memastikan tiada siapapun melihat, beliau keluarkan kotoran tersebut dan membuangnya di luar masjid.

Perawi kisah kecil ini mengisahkan kisah, sedangkah AL-Bukhary tidak tahu dan tidak akan pernah tahu. Namun, justru Allah membuat manusia tahu akan sebuah cerminan keikhlasan sang imam dalam beramal di dalam ketidak tahuan beliau. Dan inilah salah satu 'akibat' dari keikhlasan, menyembunyikan amalan shalih dan mengesakan Allah dalam beramal.

Bukankah pernah kita membaca beberapa kisah tentang amalan sirr [tersembunyi] SYaikh Bin Baaz yang ketika hidupnya, Allah merahasiakannya!? Namun setelah wafat beliau, Allah membuka dan menyingkap rahasia-rahasia itu. Yang kemudian sebagian manusia yang membaca cerita-cerita itu, semakin besar kagum mereka akan beliau dan semakin banyak yang doakan kebaikan setelah wafatnya.

Boleh jadi seorang manusia dipuji selagi beramal baiknya. Khalayak ramai ketahui amalan terpujinya. Namun, hambar bernilai kemudian. Pujian itu hanya sementara. Ridha manusia terhadapnya rupanya hanya berdetik usia. Dan di akhir hayat atau setelahnya, segala yang terpuji terlupa. Dan segala kalimat pujian sirna. Apalah sebab?

Adakah kita yang pernah menyadari?
Bahwa jika kita berhasrat menjadi hebat agar terkenal semata, maka kita akan dikenal sementara, lalu dilupakan selamanya.
Bahwa jika kita berhasrat menjadi hebat agar dikenal amalnya oleh Allah, maka boleh jadi kita tidak dikenal sementara, namun suatu saat dikenang selamanya.

Lihat karya-karya ulama...semakin sering nama dan karya mereka disebut dan ditelaah, semakin terasa bahwa betapa tingginya keikhlasan mereka dahulu dan betapa kerasnya upaya mereka ketika itu.

Jika engkau benar-benar ikhlas:

Amalanmu berawal kecil bagai DEBU
Amalanmu bergulir tak tampak namun terasa ibarat ANGIN
Amalanmu berakhir di ketinggian dan kemuliaan laksana ANGKASA

Debu ketika orang lain tak memandangnya
Angin ketika orang lain tak memandang namun merasakannya
Angkasa ketika orang lain memandang dan melihat ketinggian jua kebesarannya

Minggu, 06 Oktober 2013

Waktu yang ditunggu itu ternyata tidak tepat


Dejavu! Seketika melayang ingatannya pada masa beberapa tahun lalu. Entah kenapa Zaniya tidak lupa. Saat dalam candanya ia berucap pada laki-laki itu. “Sepertinya memang hanya kamu teman dekatku yang tidak jatuh hati padaku. Hahaha.”

Diam. Tak ada jawaban. Pun tak ada lanjutan celotehan canda gadis itu. Dia menunggu respon temannya. Apa aku salah bicara ya, pikirnya.
Apa aku pernah bilang tidak?”
Deg! Ada degub lain di jantung hati Zaniya. Cukuplah kalimat terakhir teman dekatnya itu menyalakan logika dan asosiasinya. Cukup. Tidak perlu dilanjutkan memang. Dia tidak ingin mendapat kesimpulan apa-apa meski sebenarnya otak dan hatinya seolah mendapat pembenaran atas rasa yang selama ini ia sangka, bahwa laki-laki itu menyukainya, sejak lama. Toh saat itu bukan hal yang penting dan perlu untuk mengetahui benar tidaknya laki-laki itu mencintainya.
Sekarang ia mendengar jawaban yang sama dari sosok yang sama.
Kenapa kau tidak bertanya dulu padaku, Zaniya?” ada nada terkejut dalam intonasi lelaki itu. Tajam matanya menatap Zaniya, seolah menegaskan suatu ketidaksetujuan.
Untuk apa bertanya dulu padamu Azril? Apa harus ada ijin darimu untuk aku menerima dia atau tidak?” Ganti Zaniya yang meninggi. Hening beberapa detik. Sementara pikiran mereka masing-masing menerka apa kelanjutan percakapan mereka.
Apa kau tahu aku mencintaimu?” tampak kalimat itu berat untuk diungkapkan. Seberat desakan kuat yang tiba-tiba menyesakkan dada Zaniya selepas mendengar kalimat barusan.
Tidak, kan?” sekuat tenaga Zaniya menahan diri untuk tak menangis. Ia tahu benar apa yang sedang terjadi sekarang. Pertempuran batin, ia dengan dirinya sendiri. Untuk melanjutkan pembicaraan ini atau tidak. Hening sejenak.
Apa aku pernah bilang tidak?” Laki-laki itu, matanya berkaca-kaca. Jelas sudah suaranya bergetar. Kepalanya merunduk mencari celah untuk menatap mata Zaniya. Yang ditatap tak henti menunduk. Sepertinya tanah tercover rumput hijau di bawah kakinya adalah hal paling menarik yang menyita perhatiannya. Tak hendak menoleh ke arah lelaki yang menjajarinya duduk di bangku taman itu. Pikirannya masih terngiang kalimat Azril barusan. Dejavu!
Zaniya, kenapa baru sekarang kau menyinggung tentang ini? Setelah hari pernikahanmu tinggal satu bulan lagi.” nada bicara Azril mulai datar. Meski gemuruh rasa dalam hatinya belum juga mereda. Yang ada dalam ambang bayangannya sekarang hanya satu: dia akan kehilangan wanita yang selama ini diharapkannya. Bukan hal mudah memang untuk meredakan letupan rasa khawatir itu sekarang. Sama halnya bukan dalam waktu sebentar ia menyiapkan diri untuk mengatakan perasaannya pada Zaniya. Menyiapkan diri. Karena ia tahu, urusan dengan Zaniya bukan hanya butuh pernyataan, tapi juga bukti berupa tindakan yang bertanggung jawab: menikahinya. Dan memang itu pula yang selama ini masih disiapkan Azril, segala kesiapan untuk menikahi Zaniya. Itu pula yang membuatnya menunda untuk mengungkapkan perasaannya pada Zaniya. Tanpa ia tahu sebelumnya bahwa penundaan itu membawanya pada suasana sore ini.
Azril.” Penuh penekanan, meski suaranya tak nyaring. Bukan karena khawatir suaranya didengar orang-orang yang lalu lalang di taman kota itu, tapi lebih karena menahan gemuruh perasaannya sendiri. Zaniya menatap lelaki yang duduk satu meter di sampingnya. Menemukan tatapan Azril yang meluluhkan. Mata Zaniya sendiri berkaca-kaca. “Apa pernah kau bilang padaku? Apa pernah kau memintaku? Apa pernah sekalipun kau menyinggung perasaanmu padaku atau perasaanku padamu?” Mengambil nafas dengan berat seolah oksigen di taman hijau sejuk itu hanya tersedia dalam jumlah terbatas. Zaniya melanjutkan klaimnya. “Kau memang tidak pernah mengatakan tidak. Tapi tak ada juga kata iya darimu. Kau hanya berani bersembunyi. Dan sekarang apa salahku kalau aku sudah memutuskan dengannya?” Menetes akhirnya, bulir bening di mata Zaniya. Sembari ia terus berpikir, apa benar ia harus menangisi ini. Bertahun-tahun ia berhasil menahan perasaannya dan sekarang justru pada detik-detik menjelang terlaksananya keputusan besarnya, ia menangisi perasaan itu.
Aku masih menyimpannya.” Sekarang ganti Azril yang tak mampu lagi menatap wanita cantik di sebelahnya. Berusaha setenang telaga di hadapannya. “Aku menunggu saat yang tepat…”
Sampai akhirnya kau lihat sendiri, saat yang tepat yang masih kau tunggu itu, ternyata tidaklah tepat.” Daun-daun kering berguguran dari rantingnya. Diterpa angin sore yang mulai mendinginkan alam. Bukan salahnya angin pasti, hanya karena begitulah memang Tuhan mencipta rencana-Nya, dengan segala sebab akibat yang bertautan, peristiwa itu menjadi bermakna. Dua anak manusia itu tidak sadar, dalam diamnya masing-masing, mereka tengah menatap dan memikirkan hal yang sama. Daun itu pun telah tertulis takdirnya kapan saatnya ia akan gugur. Masing-masing mereka bahkan telah faham teori itu. “Aku sudah memutuskan. Tidak ada yang akan berubah kecuali dengan rencana Tuhan.” Azril masih diam menatap danau tenang di hadapannya. “Aku menemuimu hanya untuk bertanya tentang Raffa, tentang masalah yang sedang dihadapinya sekarang, karena kuanggap kau teman yang banyak tau tentangnya. Hanya itu. Jika tidak ada jawaban untuk pertanyaanku, ya sudah. Tidak perlu ada banyak hal lain di luar keperluanku yang kudengar. Aku pulang, Azril.” Zaniya beranjak dari duduknya. Membenahi jilbab birunya yang berkibar diterpa angin.
Zaniya.” Azril menoleh ke arah Zaniya, hanya saja pandangannya terarah ke rumput hijau tanpa hendak menatap sosok yang akan pergi itu. Zaniya menghentikan langkah tanpa menoleh kembali. “Menikahlah dengannya. Dia temanku yang baik.” Seulas senyum mengiringi ucapannya, meski Zaniya tidak melihatnya.
Berlalu angin menerpa, mengiringi langkah Zaniya meninggalkan Azril sendirian di bangku taman. Sepi. Matahari hampir tenggelam. Mereka sama merasa, baru saja mengakhiri pertemuan sore itu dengan tepat.

Sabtu, 07 September 2013

Batalkan Miss World

*Kenapa Tere Liye MENOLAK Kontes Putri2an

Saya menolak kontes putri2an, dan menghimbau wanita manapun agar tidak ikut. Kenapa? Saya tidak akan membawa dalil agama dalam tulisan ini, saya akan gunakan saja logika, biar sama kuat. Toh, kalaupun saya membawa agama, frekuensi radionya sudah kadung berbeda.

Kenapa saya menolak kontes putri2an? Simpel, hei, tidakkah kalian telah membaca belasan novel Tere Liye, ratusan artikel, ribuan catatan, saya menulis tulisan yang hendak memuliakan wanita. Kecantikan tidak pernah dinilai dari sisi fisik. Saya menyanjung wanita agar mandiri, berpendidikan, percaya diri, dan semua karakter positif lainnya. Saya menulis kisah Laisa dalam novel/film Bidadari2 Surga, meski beribu laki-laki bahkan melihatnya saja ogah, karena Laisa pendek, gempal, rambutnya keriting, jalannya seperti robot, jari tangannya tertekuk, tapi sungguh dia adalah bidadari surga dengan seluruh pengorbanannya untuk adik-adiknya, untuk keluarganya. Hatinya yang cantik, maka cantik sudah sisanya. Saya meletakkan karakter wanita begitu terhormat, memuji mereka sebagai sosok yang amat penting, dalam banyak novel dan tulisan.

Saya mendidik pembaca tulisan saya agar menyingkirkan menilai orang lain dari sisi fisik. Mati2an menanamkan pemahaman baik tersebut, mulai dari tidak memandang rendah orang2 di sekitar kita yang tidak cantik, atau bahkan punya keterbatasan, hingga pemahaman bagaimana sebuah 'kecantikan' hakiki tersebut. Bertahun2 saya melakukannya, terus menerus, lantas orang2 dengan mudahnya kemudian menanamkan pemahaman sebaliknya lewat kontes putri2an, dengan gemerlap seolah hebatnya, padahal, sorry to say, kontes putri2an adalah produk dari industri artifisial. Itu bisnis. Mulai dari bisnis kosmetik, hingga positioning industri raksasa di belakangnya. Tidak pernah ada logika kontes putri2an itu memuliakan wanita.

Maka, apapun itu bentuknya, mulai dari Miss World, Miss Universe, hingga kontes Puteri Kerudung, puteri muslimah, sama saja. Tidak ada bedanya. Mau mereka bilang yang dinilai juga behaviour, brain, hei, lantas kenapa yang menjadi finalis hanya wanita2 cantik saja? Mau mereka bilang yang dinilai bisa mengaji, bisa ilmu agama, dsbgnya, kenapa yang ada di atas panggung hanya wanita2 cantik menurut definisi umum saja? Tidak perlulah membumbui hal-hal yang memang sejatinya kontes kecantikan. Semua kontes ini hanya urusan bisnis, sponsor, tontonan, rating, kapitalisme yang berkedok.

Silahkan jika ada yang punya pendapat berbeda. Itu hak semua orang. Sama berhaknya saya mengemukakan pernyataan ini. Tetapi jika kalian menyukai dunia tulisan Tere Liye, mengerti maksud tulisan2 tersebut, kalian akan paham, kita tidak boleh menilai orang lain dari fisiknya. Semua wanita terlahir cantik. Dan cantiklah semua wanita yang memiliki pemahaman: bahwa keunggulan fisiknya tidak akan diperlombakan, dipertontonkan, dan hal-hal yang jika dipikir lebih mendalam, justeru merendahkan diri sendiri.

Salah satu argumen peserta kontes putri2an macam Miss Universe itu adalah, mereka bisa menaikkan turis mancanegara, meningkatkan pariwisata.

Well yeah, mari kita lihat datanya, Kawan. Venezuela adalah negera yg memenangkan Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun 2007, pertumbuhan turisnya setelah menang, nol sekian persen saja.

Dan Kanada, menang tahun 2005. Berikut data kunjungan turis di negeri itu:
19.145.000 2004
18.771.000 2005
18.265.000 2006
17.935.000 2007
17.142.000 2008

Menakjubkan, sejak menang Miss Universe, kunjungan turis ke Kanada turun drastis dari 18juta orang tinggal 17 juta orang. Di mana letak dampak kontes putri2an itu?

Saya ingin sekali orang2 yang mendukung kontes putri2an, membaca data2 tersebut. Kita ini sedang diperdaya oleh industri artifisial. Jangan2 kita sedang menjadi alat bisnis saja. Dan sangat menyedihkan, jika mereka tidak tahu, kecil sekali, bahkan nihil saja kontribusi kontes2an ini bagi kemajuan pariwisata. Bagi pemilik televisi, rating, sponsor, dsbgnya sih iya, maju bisnisnya.

Tulisan ini hanya bagi yang mau memikirkan ulang banyak hal.

*repos, tulisan pertama sy tentang kontes ini sekitar 5-6 tahun silam. bertahun2 berlalu, semakin kacau situasinya.

Selasa, 03 September 2013

1 September

Sepertinya 1 September banyak terucap do'a :

"Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khair"

dan Semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawadah wa Rahmah


1 September , dalam waktu yang sama 4 orang dekat menikah. 1 senior tekim, 1 senior fisika, 2 teman seangkatan fisika 2011. Tempatnya pun beda-beda, ada yang di Magetan, Kediri, Surabaya, dan Sidoarjo. Namun hanya bisa datang di salah satu yaitu di Kediri. Alhamdulillah perjalanan terjauh yang pernah kulewati. Kediri-Surabaya, nyetir 6 jam pulang pergi. Katanya sih Surabaya Kediri paling cuma 3,5 jam. E...ni Kedirinya yang perbatasan Blitar eg. Pake macet juga. Maklum 6 jam, padahal dah pol tu gasnya :D . Tentu saja selalu ada hikmah yang bisa diambil dari setiap perjalanan. Rasa capek serasa hilang setelah melihat banyak wajah bahagia saat itu. Bahagia ketika menyaksikan saudara kita bahagia, bersanding dengan orang yang telah Allah pilihkan untuknya^^ 


Ini masih bulan Syawal kan yaa...? Pantesan banyak orang nikah. Rasulullah kan menganjurkan untuk walimah di bulan Syawal ^^ 


Untuk yang telah menggenapkan separuh dien nya, selamat menempuh hidup baru dengan semangat baru bersama pendamping baru ^^ Semoga bahagia hingga menuju surga-Nya :)


Puisi sederhana :

I Love You Just the Way You are


Oh, tidak. Cukup jadilah dirimu sendiri, semaumu, semampumu…
Aku takkan memaksamu untuk menjadi sepertiku, memiliki seperti yang kupunya, melakukan sebagaimana yang aku bisa, melangkah dengan caraku, atau berperan seperti gayaku.
Oh, tidak. Aku takkan begitu.
Aku takkan menuntutmu menjadi seperti mereka. Meskipun mereka mengagumkan bagiku, tapi kau jauh lebih berharga dari siapapun mereka.
Oh, tidak. Tak ada sedih yang layak kau risaukan. Aku berjanji akan menyenangimu…
Tersenyumlah, dengan senyummu. Dan aku akan terus menyukainya…
Oh, ternyata aku punya satu nama sifat untukmu: cinta.
Oh, dan ternyata aku punya satu nama tempat yang ingin ku tuju bersamamu: surga.
Saat kau tak bisa melakukan hal sepertiku, pasti ada hal lain yang aku juga tidak bisa melakukannya sepertimu. Itulah kenapa kita harus bersama.

* Dapat cerita dari teman, tiba-tiba nemu ide nulis ini :D #HM