Rangkaian
bunga warna-warni nan indah dengan latar berwarna putih menjadi saksi dua jiwa
yang telah halal untuk merajut cinta. Dua tahun semenjak masa kelulusan kita
bukankah itu waktu yang lama? Terpisah oleh jarak dan waktu yang bahkan tak
membuat kita sempat untuk sekedar bertegur sapa. Entah tidak menyempatkan atau
memang sama-sama enggan untuk memulai.
Hari
ini kita bertemu di tempat yang bernama pelaminan, masih membuatku berasa dalam mimpi bahwa kita
sama-sama merasakan bahagia. Senyum nan indah pun merekah di wajah teman-teman
kita. Kegembiraan menyaksikan dua insan yang
menjadi ratu dan raja dalam singgasana
berpadu dengan kebahagiaan pertemuan dengan teman-teman lainnya. Memang
bisa dibilang bahwa acara pernikahan dapat menjadi momen reunian. Bertemu, bertegur
sapa, dan saling mengurai cerita bisa melepas rindu bagi raga-raga yang telah
lama tak bersua.
Sampai
sekarang kau masih menyukai dunia astronomi. Katamu dunia astronomi itu
menakjubkan, bisa membawamu ke alam yang lebih menguatkan kekaguman terhadap
kekuasaan Tuhan. Bahkan sampai sekarang kau menempuh S2 pun masih
menggeluti bidang itu yang
mengantarkanmu pada prestasi-prestasi gemilang dari dulu hingga sekarang. Jadi
bisa dibilang bahwa kita sama-sama mengagumi langit dan segala keindahannya
yang menawan. Hanya saja kagumku tidak sampai sepertimu yang bisa menekuni
bidang astronomi dengan segala analisis dan rumus-rumus asing yang bagiku cukup
memusingkan.
Masih
ingat saat hari kelulusan itu, banyak sekali rangkaian bunga indah dan berjibun
kado yang kau terima dari para penggemarmu sampai kedua tanganmu pun tak mampu
menampungnya. Bak artis yang sedang jumpa fans, para pengagum mu itu khususnya
adik-adik junior mengantri untuk berfoto denganmu. Dan kau masih dengan sikap
berwibawa, tenang, dan rendah hati menanggapinya. Hingga salah satu dari teman
kita sempat menggodamu “Tuh Al, tinggal
dipilih satu untuk dijadikan pacar, eh istri ding”, godanya sambil menepuk
pundakmu. Dan kau hanya menanggapinya dengan senyum berwibawa sambil
menggeleng-gelengkan kepala tanda heran dengan tingkah temanmu. Hingga salah
satu teman yang lain nyeletuk ”Eh ya gak bisa ambil satu, disini gak ada
mahasiswa kedokteran. Dia kan katanya ingin punya istri dokter”, katanya dengan
percaya diri. Kali ini kau tak memasang senyum seperti sebelumnya dan langsung
menoleh ke arahku. Tentu saja itu kau lakukan bukan tanpa alasan, karna kau
sadar bahwa aku secara refleks kaget mendengar kata “dokter” dan kemudian menoleh
ke arahmu yang berjarak 2 meter di sampingmu. Aku pun segera mengalihkan muka
kembali ke arah kerumunan teman-temanku yang sedang asyik saling mengucapkan
selamat atas perjuangan hingga ijazah berhasil digenggam. Dan semenjak itu kita
pun berpisah mengarungi medan dengan dunia masing-masing.
Hari
ini istimewa. Kita sama-sama bahagia dan berfoto bersama teman-teman di
pelaminan. Dan semenjak itu pula kita berpisah kembali. Mungkin saja di lain waktu kita
akan dipertemukan lagi dalam nuansa berbunga-bunga di pelaminan. Entah dengan
bergandengan tangan, atau sekedar menghadiri undangan pernikahan teman.
#Cerpen
#Fiktif
#Cerpen
#Fiktif