Zaman sekarang memang zaman yang aneh, ada orang
yang mengaku aktivis dakwah, teriak-teriak tentang Khilafah, pendirian negara
yang berdasarkan syariat Allah, negara yang
menerapkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, rindu dengan penerapan Islam secara kaaffah
tapi subuh dia nggak hadir di Masjid, jarang puasa senin-kamis, tahajjudnya
setahun bisa dihitung jari, dan baca Al-Qur'an juga malas, semua hal dikiritik
olehnya, sampai-sampai seolah tidak ada kebaikan pada orang lain bila tidak
berdakwah tentang Khilafah
Sama anehnya dengan orang-orang yang mengaku ikut
kajian sunnah, senantiasa menganggap bahwa dirinyalah yang bertauhid, tapi
tauhid ini tidak menyelamatkan saudaranya dari kekasaran lidahnya, dan bahkan
tak memahami sunnah yang paling mudah yaitu menyenangkan saudaranya, mencintai
saudaranya karena Allah, atau dia menganggap bahwa saudaranya hanya yang
cingkrang celananya dan subur janggutnya, kalangannya saja
Aneh juga seperti orang-orang yang merasa bahwa dirinya
mengikuti tarbiyah dan metode rabbaniyyah Rasulullah, namun menganggap bahwa
kerja itu hanya dengan politik dan parlemen, selain itu berarti tidak berdakwah
dan tidak berjuang, berarti hanya penonton yang selalu dianggap salah dan tidak
ada betulnya
Lebih anehnya lagi, ternyata semua sifat-sifat
diatas itu ternyata ada pada diriku, itu aku
Tapi zaman sekarang, ada juga orang-orang yang sempurna tarbiyahnya, lembut tuturnya dan santun lisannya,
sayangnya pada manusia tak dapat disembunyikan walau dengan cara apapun.
Merangkul saudaranya satu demi satu, mempergauli mereka dengan ihsan, menjamu
mereka layaknya tamu agung, rabbaniyyah sama semisal ajaran Rasulullah
Di zaman ini juga kami temukan mujahid-mujahid
yang cinta sunnah, rapat janggutnya serapat dalil yang kuat yang dia pelajari
dengan serius, dia bersabar dalam memperbaiki diri juga memperbaiki orang lain,
saat berjumpa dengan Muslim yang lain ia memberikan tatapannya yang paling
teduh dan senyum yang paling manis, walau ilmunya jauh lebih tinggi, tapi ia
selalu bisa menemukan cara untuk belajar pada saudaranya sesama Muslim,
akhlaknya itu sunnah, tauhidnya ada pada akhlaknya
Juga di zaman ini, pejuang Khilafah dan Syariah
yang sangat mencintai sesamanya, dekat dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah,
mencintai para ulama sebagaimana dia mencintai saudara-saudaranya, dia cinta
pada sejarah Islam sebagaimana cinta pada bahasa Al-Qur'an, dia bukan hanya
meramaikan Masjid, namun dialah yang memakmurkannya, siang harinya laksana
singa dan malamnya seperti rahib, tak keluar dari lisannya kecuali ayat dan
hadits, tak didengarnya kecuali kebaikan demi kebaikan
Dan aku ingin sekali seperti mereka
Kadangkala, kesedihan meliputiku saat aku
mengetahui kebodohan diriku dan angkuhnya sikapku padahal aku kurang ilmu,
disitu aku merasa kebangkitan Islam takkan
Allah berikan padaku
Tapi, saat aku melihat wajah-wajah yang bercahaya
dengan ilmu, dan agung akhlaknya itu, aku tahu bisa jadi Allah memperhitungkan
mereka untuk memberikan kebangkitan Islam, dan aku berharap aku dapat sedikit
saja memiliki kemuliaan mereka, dengan mencintai mereka
Ya Allah, satukanlah hati kaum Muslim
-Ustadz Felix Siauw-