Senin, 21 Juli 2014

Orang Desa

Saatnya RDK (Ramadhan di Kampung). Alhamdulillah sudah berada di Maut (Magetan Utara->Rumah orang tua). Di suatu desa yang berada di perbatasan antara Magetan dan Kab.Madiun, dipisahkan oleh kali bengawan samping rumah. Memang berbeda suasana saat di rumah dan di perantauan.

Biasanya ada orang yang bilang “Biar wajah ndeso, yang penting rejeki kutho”. Emang wajah ndeso itu yang seperti apa ya? Rejeki kuto juga yang kayak apa ? Mungkin rejekinya orang kota itu tinggal di rumah mewah bertingkat, atau perumahan elite, atau apartmen mewah, dekat dengan fasilitas kota atau mal-mal yang megah, bekerja di perkantoran, pake sepatu mengkilap, berdasi dan duduk di gedung ber AC, tiap hari naik mobil, dekat fasilitas hiburan dll. Ya, tentu saja itu semua patut disyukuri ,kan nikmat Allah juga.

Namun aku pun mensyukuri nikmat Allah yang dianugerahkan padaku sebagai anak desa, bocah ndeso.Inilah bahagianya saat aku mudik ke kampung halaman. Ayem, lego...Dibandingkan hidup di kota besar, sungguh banyak hal yang patut disyukuri tertakdir menjadi orang desa. Di desa hawanya masih segar, sawah membentang luas, pepohonan rimbun di sekitar rumah dan jalanan. Bebas polusi kendaraan maupun cerobong asap pabrik dan juga tidak macet. Berbeda kalau di perantauan yang tergolong kota besar dengan hawa panas dan sering macet.

Di desa kebanyakan orang punya pekarangan yang ditanami berbagai tanaman, entah buah, sayuran dll. Namun kebetulan pekarangan di samping rumahku hanya ada beberapa pohon mangga dan rumput,karna dekat sungai jadi tanahnya berpasir dan tidak cocok untuk ditanami sayuran. Jadi pekarangan masih luas, sepertinya perlu ditambah populasi pohon mangga :D Kalo kata bapak “Samping rumah masih cukup luas, sawah juga masih luas, bisa dipake untuk membangun rumah kalian kelak” . Biasanya aku dan kakak tertawa, bapak pun ikut tertawa karena mengerti bahwa yang dibilangi pada berencana untuk “hijrah” ke tempat yang lain nantinya. Entahlah..hehe. Kakak pun sekarang tinggal di Yogya dan biasanya edisi pulang kampung ke desa di Ngawi dan Magetan menjadi hal yang spesial. Itulah bahagianya anak desa yang tinggal di kota :D

Suatu hal yang spesial juga jika kebutuhan dapur bisa diambil dati tanaman sendiri di pekarangan. Misal pas mau masak butuh bumbu seperti jahe, kunyit, serai, daun jeruk dll bisa ambil di kebun. Cari dedaunan juga gampang, seperti daun singkong, pepaya, luntas dll juga tinggal petik aja. Kalau pun tak ada biasanya tidak sungkan2 minta ke tetangga, karena para orang desa suka berbagi :) Di kota, jika tak punya pekarangan untuk menanam, maka harus beli. Padahal butuhnya cuma dikit misal bikin sambel butuh daun seruk satu lembar , biasanya belinya sekalian sepaket dengan empon-empon yang lain.

Pemandangan sejuk, angin semilir, sawah yang menghijau adalah nuansa sehari-hari di desa. Kicau burung dan suara ayam memberikan irama tersendiri. Pagi-pagi para buruh tani bersepeda berangkat ke sawah. Dengan sepedanya yang usang , pakaian yang lusuh, dan pekerjaan yang lumayan berat,sepagi itu mereka bersemangat berikhtiar menjemput rezeki dari Allah, rezeki yang insyaallah halal, dan mereka bahagia.

Makanan di desa pun murah meriah. Dengan harga 2.500 sudah bisa menikmati sebungkus nasi pecel yang enak dan cukup mengenyangkan. Tentu saja ini jarang atau tidak bisa dijumpai di kota.

Budaya gotong royong juga masih kental di desa, saling menyapa dan bersosialisasi dengan tetangga, saling mengenal dan peduli adalah hal yang masih dijunjung tinggi. Inilah istimewanya orang desa :)

Orang desa katanya gak fashionable. Ada benarnya juga , kadang ibu-ibu atau bapak bapak saat berbusana tampak tidak begitu matching atau warna yang tidak sinkron. Inilah khasnya, ya memang begitu adanya mereka. Toh dalam paradigma mereka, itu sudah bagus, sudah cantik kok.

Ya seperti itulah kehidupan orang di desa yang berbeda dengan orang kota. Namun masing masing ada plus minusnya. Yang penting dimanapun berada semoga senantiasa menyukuri pemberian-Nya ^_^
                                                                                                               
  Magetan, 24 Ramadhan 1435 H