Kamis, 10 April 2014

Tepis Galau


A         : Mbak gimana menurutmu tentang menghadiri undangan pernikahan orang yang pernah melamar kita?



B          : Dilema semester 6 lamaran mulai berdatangan ya. Em...Ya ga pa2. Menghadiri undangan sama dengan memenuhi hak saudara. Gak dilarang kok. Masalahnya diundang ga??haha

A         : Ya diundang . Memang undangannya bukan atas nama perorangan sih. Bukan masalah dilarang atau tidaknya. Ya emang gak ada hukum yang melarang menghadiri undangan dengan alasan tersebut. Tapi...

 B         : Tapi...rasanya aneh gitu ya. Insyaallah kalau memang orang tersebut sudah ikhtiar dan tawakal dengan apa yang dipilihkan Allah ya ketika sudah terjadi akad tidak akan menyesal dengan masa lalu. Intinya gini kalo ngelamar orang tapi ternyata memang belum berjodoh ya tidak perlu putus asa dan menyesal karna belum sesuai yang ditargetkan. Tetap percaya dengan yang telah dipilihkan oleh Allah .

A         : Hm...

Kalo emang jodoh gak bakal kemana, tapi saingan dimana mana#lhoh.hehe. Tetaplah bersabar dalam penantian dan pantaskan diri untuk menjemput yang terbaik (Buka kembali QS.An Nur : 26). Berhusnudzon aja pada Allah :) Niat,Ikhtiar,Tawakkal. 

Selasa, 08 April 2014

Lihat dirimu,Lihat Pemimpinmu


Kami mengajak kepada segenap kaum muslimin di manapun untuk menyibukkan diri dengan amal shalih di saat-saat seperti ini serta memperbaiki amal perbuatan kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْعِبَادَةُ‎ ‎فِى الْهَرَجِ‎ ‎كَهِجْرَةٍ‎ ‎إِلَيَّ
“Ibadah di saat fitnah seperti hijrah kepadaku.” (HR. Muslim: 2948)
Marilah kita memperbaiki diri dengan menuntut ilmu syar’i, meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena pemimpin sejati itu lahir dari rakyat yang sejati. Dahulu, dikatakan para ulama:
كَمَا تَكُوْنُوْنَ‎ ‎يُوَلَّى عَلَيْكُمْ
“Bagaimanapun keadaan kalian (rakyat), maka begitulah keadaan pemimpin kalian.”(catatan: Ungkapan ini dijadikan sebagai judul sebuah risalah yang ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani al-Jazairi)
Al-Kisah ada seorang khawarij yang datang menemui Ali bin Abi Thalib seraya berkata, “Wahai khalifah Ali, mengapa pemerintahanmu banyak di kritik oleh orang tidak sebagaimana pemerintahannya Abu Bakar dan Umar?!” Sahabat Ali Menjawab,“Karena pada zaman Abu Bakar dan Umar yang menjadi rakyat adalah aku dan orang-orang yang semisalku, sedangkan rakyatku adalah kamu dan orang-orang yang semisalmu!!” (Syarh Riyadhus Shalihin 2/36 oleh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)
Hendaknya kita semua tidak meremehkan peran dan kekuatan sebuah do’a kepada Allah pada saat seperti ini. Marilah kita semua bersimpuh dan munajat kepada Allah, agar Allah memilihkan kepada kita pemimpin yang ideal dambaan Islam yang bersemangat membela agama dan peduli kepada rakyat, bukan para pemimpin yang hanya berambisi dengan jabatan dan tidak bertaqwa kepada Allah.
Dahulu, Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan:
لَوْ‎ ‎كَانَتْ‎ ‎لِيْ‎ ‎دَعْوَةٌ‎ ‎مُسْتَجَابَةٌ‎ ‎مَا جَعَلْتُهَا إِلاَّ‎ ‎فِي السُّلْطَانِ
“Seandainya saya memiliki doa yang mustajab, maka saya tidak akan peruntukkan kecuali untuk pemimpin.” (Al-Barbahari dalam Syarhu Sunnah hlm. 116-117 dan Abu Nuaim dalam Al-Hilyah 8/91-92)
Sebagaimana kita berdoa kepada Allah agar menyelamatkan kita semua dari fitnah yang menyambar agama dan akal pada saat-saat seperti ini. Abdullah bin Amir bin Rabi’ah berkata: “Tatkala manusia banyak mencela Utsman, maka ayahku (sahabat Amir bin Rabi’ah) melakukan sholat malam seraya berdoa: “Ya Allah, jagalah diriku dari fitnah sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih.” Maka ayahku tidak keluar (karena sakit) kecuali ketika meninggal dunia”. (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 1/178-179 dan Al-Hakim 3/358.)

#dikutip dari : konsultasisyari'ah.com

Selasa, 01 April 2014

Warna Warni Malang


#Cerita ini terlalu panjang dan membosankan. Jadi jangan dibaca kalo emang males :D

Selalu ada hal unik yang kami (aku dan Rizka) temui selama belajar di kota wisata itu. Ya, Malang. Dan setiap pekannya di stasiun selalu dipertemukan dengan teman2 yang kami kenal dari Surabaya. Mulai dari senior, teman organisasi, dan lain2, tidak lain adalah teman2 dari ITS. Apa hikmahnya??? Bahwa dunia itu sempit :D (silahkan cari hikmah lain di balik itu)

Mulai dari pekan pertama, saat itu kondisi kami kurang fit alias kurang enak badan (kok ya bersamaan , semacam janjian : D) . Sebelum keberangkatan pesan tiket pun H-1. Maklum lah kalo kita dapat tiket berdiri. Setelah masuk ke kereta prinsip kita “Udah duduk aja di tempat manapun yang kosong, ntar kalo yang penghuni kursi datang atau kita diusir tinggal pergi aja, terus cari kursi lain yang kosong, kalo ga ada ya berdiri, gampang kan :D”. Ternyata tidak hanya kami yang berprinsip seperti itu, para orang2 yang bernasib sama seperti kami (yang dapat tiket berdiri) pun juga seperti itu.

Qadarullah, ternyata dari awal naik dari SGU sampai turun di stasiun Malang kami tidak pindah dari tempat duduk, di saat para penumpang dengan tiket berdiri lainnya sudah pada pindah2 karena terusir oleh penghuni kursi yang asli. Alhamdulillah...sempat bertanya2...”ini yang punya kursi kemana yaa? Apa ketinggalan kereta, apa gak jadi berangkat, atau jangan2 ini kursinya yang mesen malaikat ni spesial buat kita :D “. Entahlah segera kami tepis pikiran2 aneh seperti itu, satu hal yang kami percayai bahwa nikmat Allah itu luas. Pertolongannya dari arah yang tak disangka-sangka. Di saat kondisi yang berat bagi kami untuk berdiri selama 3 jam karena keadaan yang tidak begitu sehat, tenyata Allah memberikan kemudahan.

Hari itu pertama kalinya aku mengenal mereka, teman2 baru. Teman2 Al Fatih yang keren2. Kami saling berbagi cerita dan bersiap menjalani hari2 berikutnya dalam kebersamaan menuntut ilmu. Disitu juga aku mengenal satu nama yang indah yaitu mbak “Innaniy Mukhlisina”. Keren dah arti namanya, sekeren orangnya. Hehe. Sebelumnya memang tidak asing dengan nama itu. Karna seseorang pernah menulis tentang dirinya, tidak lain adalah kakakkku. Ternyata gak nyangka kami dipertemukan di acara ini.  Kebanyakan dari teman2 memang orang Malang. Hanya aku dan Rizka yang dari Surabaya ditambah satu ikhwan dari UA. Saat ditanya sama teman2 akhwat lain ”Ukh, jauh2 datang kesini, keren dah”. Jawab:” Sebenarnya saya kurang begitu tau tentang ini, tapi diajak teman saya nih yang bersemangat banget “ :D

Pulangnya ternyata ada sedikit ujian. Kereta telat 3 jam. Seharusnya jam 19.00 kami sudah sampai di SGU, ee..tenyata jam segitu baru berangkat dari stasiun Malang. Seperti biasa es krim menjadi sedikit penawar kejenuhan kami. Akhirnya kami sampai Surabaya terlalu malam ,menyusuri jalan dengan sepeda motor yang kami parkir di stasiun. Di perjalanan ternyata bertemu dengan beberapa ikhwan yang kami kenal. Entahlah, memang kondisi yang memaksa kami pulang jam segitu. Ini sedikit obrolan kami “Eh ntar kita dilaporin mbak2 gimana karna telat pulang ke kos, ga disiplin jam malem, masih kelayapan malam2 gini”. “Ah enggak mungkin, ikhwan sekarang beda sama jaman dulu. Lagian mereka ga punya kredibilitas buat nglaporin kita karna pulang telat. Wong syuro’ aja mereka lebih sering telat”. #gubrak. Yang jelas memang pulang telat ini tidak direncanakan #Istighfar.

Minggu berikutnya kami berangkat Sabtu pagi dari SGU. Tiba stasiun Malang sekitar pukul 10.30. Langsung naik lyn AL sampai jembatan jalan SoeHat. Seperti biasa kami leih memilih menyusuri jalan yang lumayan panjang di tengah terik matahari daripada merelakan 3000 rupiah untuk naik lyn :D iya donk, tiket keretanya aja 5500 rupiah masak naik lyn oper 2 kali habis 6000 belum nanti pulangnya. Masak untuk naik lyn lebih mahal daripada perjalanan Sby-Malang? :D Akhirnya hanya naik lyn sekali dan meneruskan perjalanan selanjutnya dengan jalan kaki. Sesekali kami berhenti untuk istirahat. Memang udara di Malang lebih sejuk daripada sby tapi terik matahari masih terasa panas. Dan akhirnyaa...nyampai juga ke tempat tujuan. Ku tengok jam di hp yang mulai lowbat, haa baru jam 13.00??? Akhirnya kami menyibukkan diri dengan hal yang insyaallah bermanfaat dalam masjid itu. Setelah pukul 15.30 kami pun mulai menuju ke ruang materi. Seperti biasa dengan ruangan bernuansa pink, hijab pink, banner pink, bunga2 pink, dan pink2 lainnya, termasuk suvenir dari keramik yang disiapkan untuk pembicara. Disamping suvenir itu terdapat beberapa buku. Salah satunya buku berjudul “Nikah Beda Harakah”. Aku dan Rizka saling berpandangan dan tertawa. Sepertinya seru tu, kami pernah mendiskusikan tentang hal ini sebelumnya. Di akhir acara ternyata buku itu dihadiahkan bagi yang datang awal yang tak lain adalah kami. Kami langsung ketawa, gak nyangka, gak hanya datang awal tapi terlalu awal :D Lebih tepatnya keadaan yang memaksa kami untuk datang terlalu awal, acara jam 15.30 tiba di lokasi jam 13.00.

Minggu berikutnya kedatangan kami di Malang bertepatan dengan adanya Islamic Book Fair di Skodam Malang. Lumayan rame, buku2 diskon, obat2 herbal dengan harga lebih murah daripada di pasaran, baju2 dan jilbab2 cantik yang juga harganya lumayan miring. Dengan berbekal uang secukupnya harus “On the focus” , ke IBF mau beli buku, bukan beli yang lain :D Akhirnya beberapa buku pun kami beli. Sesampainya di TKP ee...temen2 Al Fatih bongkar2 buku yang kami beli. Dan mereka tertawa melihat buku2 itu. Setelah sadar aku dan Rizka pun ikut tertawa. Ternyata buku2 yang kami beli ketika disandingkan berbeda tipe. Satunya beli buku2 tentang pergerakan dan negara satunya beli buku2 tentang membina keluarga. Ga pa2 lah kan saling melengkapi. Hari itu juga kami baru tau bahwa ternyata ada lyn yang ga perlu oper untuk perjalanan dari stasiun ke TKP atau sebaliknya. Alhamdulillah mengurangi energi untuk jalan kaki :D

Minggu berikutnya adalah edisi mengejar lyn. Konyol. Saat itu kami pesan tiket dari SGU jam 11.00. Sengaja memilih jadwal berangkat kereta yang agak siang karena paginya masih ada agenda yang tidak bisa kami tinggalkan. Seperti biasa keretanya datang telat meski hanya 30 menit tapi cukup mengeluarkan tenaga untuk mengejar waktu agar tidak telat tiba di TKP. Harusnya kereta tiba di Malang jam 14.00 karena telat jadinya tiba disana jam 14.40. Langsung kami keluar dari stasiun Malang dan mencari Lyn ABG. Terlihat satu lyn ABG yang parkir di depan stasiun, masih kosong, Sopirnya masih cari2 penumpang yang keluar dari stasiun. Setelah ditawari untuk naik, kami pun menolak. Pastinya lama menunggu lyn itu jalan karena masih kosong penumpang, sedangkan kami butuh cepat nyampai di TKP. Akhirnya ada lyn ABG lain yang lewat di dekat situ, kalo ga salah hanya satu penumpangnya. Konyolnya saat kita panggil2 pak sopirnya malah gak mau berhenti , padahal pak sopir itu tau kalau dipanggil dan ada orang yang mau naik, sampe temenku lari mengejarnya, alhasil terus melaju dah itu lyn. Beberapa saat baru sadar kalau kami mencari lyn di tempat yang tidak tepat, yaitu di dekat lyn kosong yang sedang mencari penumpang. Satu hal yang kami pahami bahwa sopir lyn yang tadi ,tak mau berhenti karena menjaga perasaan teman yaitu sopir lyn yang masing kosong tersebut. Hm...akhirnya kami berjalan beberapa meter ke arah lyn ABG lewat dan beberapa saat kemudian kami dapat lyn yang membawa sampai ke tempat tujuan. Alhamdulillah sampai sana materi baru dimulai.  #To be continued