#Cerita ini terlalu panjang dan membosankan. Jadi jangan dibaca
kalo emang males :D
Selalu ada hal unik yang kami (aku dan Rizka) temui selama
belajar di kota wisata itu. Ya, Malang. Dan setiap pekannya di stasiun selalu
dipertemukan dengan teman2 yang kami kenal dari Surabaya. Mulai dari senior,
teman organisasi, dan lain2, tidak lain adalah teman2 dari ITS. Apa
hikmahnya??? Bahwa dunia itu sempit :D (silahkan cari hikmah lain di balik itu)
Mulai dari pekan pertama, saat itu kondisi kami kurang fit alias
kurang enak badan (kok ya bersamaan , semacam janjian : D) . Sebelum keberangkatan pesan tiket pun H-1. Maklum lah kalo kita
dapat tiket berdiri. Setelah masuk ke kereta prinsip kita “Udah duduk aja di
tempat manapun yang kosong, ntar kalo yang penghuni kursi datang atau kita
diusir tinggal pergi aja, terus cari kursi lain yang kosong, kalo ga ada ya
berdiri, gampang kan :D”. Ternyata tidak hanya kami yang berprinsip seperti
itu, para orang2 yang bernasib sama seperti kami (yang dapat tiket berdiri) pun
juga seperti itu.
Qadarullah, ternyata dari awal naik dari SGU sampai turun di
stasiun Malang kami tidak pindah dari tempat duduk, di saat para penumpang
dengan tiket berdiri lainnya sudah pada pindah2 karena terusir oleh penghuni
kursi yang asli. Alhamdulillah...sempat bertanya2...”ini yang punya kursi
kemana yaa? Apa ketinggalan kereta, apa gak jadi berangkat, atau jangan2 ini
kursinya yang mesen malaikat ni spesial buat kita :D “. Entahlah segera kami
tepis pikiran2 aneh seperti itu, satu hal yang kami percayai bahwa nikmat Allah
itu luas. Pertolongannya dari arah yang tak disangka-sangka. Di saat kondisi
yang berat bagi kami untuk berdiri selama 3 jam karena keadaan yang tidak
begitu sehat, tenyata Allah memberikan kemudahan.
Hari itu pertama kalinya aku mengenal mereka, teman2 baru.
Teman2 Al Fatih yang keren2. Kami saling berbagi cerita dan bersiap menjalani
hari2 berikutnya dalam kebersamaan menuntut ilmu. Disitu juga aku mengenal satu
nama yang indah yaitu mbak “Innaniy Mukhlisina”. Keren dah arti namanya,
sekeren orangnya. Hehe. Sebelumnya memang tidak asing dengan nama itu. Karna
seseorang pernah menulis tentang dirinya, tidak lain adalah kakakkku. Ternyata
gak nyangka kami dipertemukan di acara ini.
Kebanyakan dari teman2 memang orang Malang. Hanya aku dan Rizka yang
dari Surabaya ditambah satu ikhwan dari UA. Saat ditanya sama teman2 akhwat
lain ”Ukh, jauh2 datang kesini, keren dah”. Jawab:” Sebenarnya saya kurang
begitu tau tentang ini, tapi diajak teman saya nih yang bersemangat banget “ :D
Pulangnya ternyata ada sedikit ujian. Kereta telat 3 jam.
Seharusnya jam 19.00 kami sudah sampai di SGU, ee..tenyata jam segitu baru
berangkat dari stasiun Malang. Seperti biasa es krim menjadi sedikit penawar
kejenuhan kami. Akhirnya kami sampai Surabaya terlalu malam ,menyusuri jalan
dengan sepeda motor yang kami parkir di stasiun. Di perjalanan ternyata bertemu
dengan beberapa ikhwan yang kami kenal. Entahlah, memang kondisi yang memaksa
kami pulang jam segitu. Ini sedikit obrolan kami “Eh ntar kita dilaporin mbak2
gimana karna telat pulang ke kos, ga disiplin jam malem, masih kelayapan malam2
gini”. “Ah enggak mungkin, ikhwan sekarang beda sama jaman dulu. Lagian mereka
ga punya kredibilitas buat nglaporin kita karna pulang telat. Wong syuro’ aja
mereka lebih sering telat”. #gubrak. Yang jelas memang pulang telat ini tidak
direncanakan #Istighfar.
Minggu berikutnya kami berangkat Sabtu pagi dari SGU. Tiba
stasiun Malang sekitar pukul 10.30. Langsung naik lyn AL sampai jembatan jalan
SoeHat. Seperti biasa kami leih memilih menyusuri jalan yang lumayan panjang di
tengah terik matahari daripada merelakan 3000 rupiah untuk naik lyn :D iya
donk, tiket keretanya aja 5500 rupiah masak naik lyn oper 2 kali habis 6000
belum nanti pulangnya. Masak untuk naik lyn lebih mahal daripada perjalanan
Sby-Malang? :D Akhirnya hanya naik lyn sekali dan meneruskan perjalanan
selanjutnya dengan jalan kaki. Sesekali kami berhenti untuk istirahat. Memang
udara di Malang lebih sejuk daripada sby tapi terik matahari masih terasa
panas. Dan akhirnyaa...nyampai juga ke tempat tujuan. Ku tengok jam di hp yang
mulai lowbat, haa baru jam 13.00??? Akhirnya kami menyibukkan diri dengan hal
yang insyaallah bermanfaat dalam masjid itu. Setelah pukul 15.30 kami pun mulai
menuju ke ruang materi. Seperti biasa dengan ruangan bernuansa pink, hijab
pink, banner pink, bunga2 pink, dan pink2 lainnya, termasuk suvenir dari
keramik yang disiapkan untuk pembicara. Disamping suvenir itu terdapat beberapa
buku. Salah satunya buku berjudul “Nikah Beda Harakah”. Aku dan Rizka saling
berpandangan dan tertawa. Sepertinya seru tu, kami pernah mendiskusikan tentang
hal ini sebelumnya. Di akhir acara ternyata buku itu dihadiahkan bagi yang
datang awal yang tak lain adalah kami. Kami langsung ketawa, gak nyangka, gak
hanya datang awal tapi terlalu awal :D Lebih tepatnya keadaan yang memaksa kami
untuk datang terlalu awal, acara jam 15.30 tiba di lokasi jam 13.00.
Minggu berikutnya kedatangan kami di Malang bertepatan dengan
adanya Islamic Book Fair di Skodam Malang. Lumayan rame, buku2 diskon, obat2
herbal dengan harga lebih murah daripada di pasaran, baju2 dan jilbab2 cantik
yang juga harganya lumayan miring. Dengan berbekal uang secukupnya harus “On
the focus” , ke IBF mau beli buku, bukan beli yang lain :D Akhirnya beberapa
buku pun kami beli. Sesampainya di TKP ee...temen2 Al Fatih bongkar2 buku yang
kami beli. Dan mereka tertawa melihat buku2 itu. Setelah sadar aku dan Rizka
pun ikut tertawa. Ternyata buku2 yang kami beli ketika disandingkan berbeda
tipe. Satunya beli buku2 tentang pergerakan dan negara satunya beli buku2
tentang membina keluarga. Ga pa2 lah kan saling melengkapi. Hari itu juga kami baru
tau bahwa ternyata ada lyn yang ga perlu oper untuk perjalanan dari stasiun ke
TKP atau sebaliknya. Alhamdulillah mengurangi energi untuk jalan kaki :D
Minggu berikutnya adalah edisi mengejar lyn. Konyol. Saat itu
kami pesan tiket dari SGU jam 11.00. Sengaja memilih jadwal berangkat kereta
yang agak siang karena paginya masih ada agenda yang tidak bisa kami
tinggalkan. Seperti biasa keretanya datang telat meski hanya 30 menit tapi
cukup mengeluarkan tenaga untuk mengejar waktu agar tidak telat tiba di TKP.
Harusnya kereta tiba di Malang jam 14.00 karena telat jadinya tiba disana jam
14.40. Langsung kami keluar dari stasiun Malang dan mencari Lyn ABG. Terlihat
satu lyn ABG yang parkir di depan stasiun, masih kosong, Sopirnya masih cari2
penumpang yang keluar dari stasiun. Setelah ditawari untuk naik, kami pun
menolak. Pastinya lama menunggu lyn itu jalan karena masih kosong penumpang,
sedangkan kami butuh cepat nyampai di TKP. Akhirnya ada lyn ABG lain yang lewat
di dekat situ, kalo ga salah hanya satu penumpangnya. Konyolnya saat kita
panggil2 pak sopirnya malah gak mau berhenti , padahal pak sopir itu tau kalau
dipanggil dan ada orang yang mau naik, sampe temenku lari mengejarnya, alhasil
terus melaju dah itu lyn. Beberapa saat baru sadar kalau kami mencari lyn di
tempat yang tidak tepat, yaitu di dekat lyn kosong yang sedang mencari
penumpang. Satu hal yang kami pahami bahwa sopir lyn yang tadi ,tak mau
berhenti karena menjaga perasaan teman yaitu sopir lyn yang masing kosong
tersebut. Hm...akhirnya kami berjalan beberapa meter ke arah lyn ABG lewat dan
beberapa saat kemudian kami dapat lyn yang membawa sampai ke tempat tujuan.
Alhamdulillah sampai sana materi baru dimulai. #To be continued